Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pahitnya Karma, Amien Rais Akhirnya Lengser dari Posisi Status Quo PAN

12 Mei 2020   10:26 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:51 20313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais (cnnindonesia.com/ Reuters).

Kongres PAN Kendari Februari 2020 lalu mempertahankan  Zulkifli Hasan sebagai ketua umum periode 2020-2025. Zulhas menang telak 331 - 225, melawan Mulfachri yang tandem dengan Hanafi Rais putra mahkota founding father PAN, Amien Rais.

Setelah kongres yang cukup rusuh itu  --sampai banting-bantingan kursi--  kepengurusan elite PAN ternyata tidak lagi memberi tempat untuk Amien Rais dalam jabatan apa pun. Pendiri PAN itu dilengserkan secara struktural  dengan tanpa penghormatan. Wakil Bendahara Umum DPP PAN, Rizki Aljupri, bahkan sampai merayakan  lepasnya kubu Amien sebagai momentum pembebasan PAN  (detik.com, 10/ 05/2020).

Kekalahan kubu Hanafi Rais dalam Kongres Kendari, diikuti pencopotan Amien dari struktur DPP PAN kian membulatkan tekad Amien Rais dan simpatisan untuk keluar dan mendirikan partai baru. Jika Amien Rais dengan dukungan Cabang Yogyakarta benar cabut dari PAN maka berakhir pulalah riwayat politiknya di partai yang ia dirikan itu. (Ket.: Partai baru yang didirikan Amien Rais belum resmi dideklarasikan).

Keluarga Rais sendiri diketahui terbelah. Mumtaz Rais, Ketua DPP PAN yang juga putri Amien Rais, mengutuk langkah-langkah dramatis Hanafi Rais keluar dari PAN  yang dianggap tidak dewasa. Dengan memilih bertahan dalam kepengurusan PAN di bawah Zulhas berarti Mumtaz menolak ide pembentukan partai baru oleh kalangan terdekatnya sendiri. Bagaimanapun PAN sebenarnya adalah rumah politik bagi dinasti Rais juga.

Perbedaan prinsipil yang  tajam antara Amien dengan kubu pengurus pusat tampaknya sulit dimediasi lagi. Pilihan hanya ada dua, to be PAN or not to be. Perbedaan utama berada garis komando politik Amien yang setengah mati menolak sebiduk dengan Jokowi,  baik sebelum pilpres maupun sesudahnya. Sedangkan Zulhas sebagai ketua umum justru malah ngebet pingin mesra-mesraan.

PAN mendapat kursi kabinet Jokowi periode pertama

Sebenarnya PAN lebih beruntung dibanding Demokrat dan PKS dalam periode pemerintahan Jokowi yang pertama.  Jokowi  memilih menggandeng PAN dibanding PKS dan Demokrat yang juga berusaha merapat tetapi akhirnya gigit jari.

Faktor Megawati menghambat AHY dan SBY sehingga tidak enjoy untuk masuk lingkaran istana. Sementara karena alasan ideologis (tampaknya) membuat Jokowi terlihat kurang happy didekati  petinggi  PKS. Sangat jarang atau bahkan mungkin tidak pernah Jokowi bertemu dengan elite PKS dalam suasana  keakraban yang cair.

Kader PAN Asman Abnur sempat mengenyam jabatan menteri yaitu Menpan RB selama 2 tahun, 2016-2018. Hal itu menunjukkan harapan Jokowi sekaligus kepercayaan yang ia berikan kepada PAN. Tetapi dengan manuver di bawah kendali Amien Rais yang berbalik menjadi  oposan  jelang Pilpres 2019 membuat Asman Abnur mati gaya. Dengan kesadaran penuh  akhirnya Abnur melucuti jabatannya sendiri tanpa menunggu  aba-aba koalisi Jokowi.

Hasto Kristiyanto mengomentari Asman Abnur (kompas.com, 15/ 08/ 2018):

"Ya itu pilihan politik. Ya saya pikir itu merupakan bagian dari etika politik yang baik."

Selain enggan menjadi sekadar penggembira di kubu Jokowi, Amien juga punya perhitungan lain. Dengan mendukung Prabowo kemungkinan PAN memperoleh posisi  penting terbuka lebar jika dibanding jabatan Menpan RB yang disebutnya ecek-ecek.

Dengan perubahan  haluan itu PAN seolah setengah hati dalam menentukan posisi. Separo bagian patuh  mengikuti manuver  Amien menjauhi Jokowi, sementara separo lainnya seperti  sudah membaca tanda-tanda kekalahan Prabowo. Bara Hasibuan terang-terangan berdiri di barisan Jokowi (cnnindonesia, 12/ 07/ 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun