Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Menjadi Menhan, Bagaimana dengan Jenderal-jenderal Pendukungnya?

27 Oktober 2019   07:04 Diperbarui: 27 Oktober 2019   08:00 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serah terima jabatan Menteri Pertahanan RI antara Ryamizard Ryacudu kepada Prabowo Subianto, 24/10/2019 (Foto: Kemenhan RI).

Pada saat Pilpres 2019, Jokowi mendapat dukungan sejumlah jenderal purnawirawan. Beberapa di antaranya pernah menjadi anggota Dewan Kehormatan Militer yang mengadili Prabowo sebelum akhirnya diberhentikan dari TNI.

Jenderal di kubu Jokowi antara lain: Tri Soetrisno, Luhut Binsar Pandjaitan, Wiranto, Agum Gumelar, Subagyo HS, Ryamizard Ryacudu, Moeldoko, AM Hendropriyono, dan Budi Gunawan. 

Sejumlah purnawirawan berbagai level kepangkatan juga menyatakan dukungan agar Jokowi bisa melanjutkan periode kedua pemerintahannya.

Sebagai mantan perwira tinggi TNI, di belakang Prabowo juga banyak bertaburan purnawirawan jenderal berbintang yang siap membela.

Mantan Danjen Koppasus ini didukung antara lain oleh: Joko Santoso, Tedjo Edhy Purdijanto, Glenn Kairupan, Musa Bangun, Kivlan Zen, hingga Yunus Yosfiah. 

Pada tanggal 7 Juli 2018, sejumlah mantan perwira Koppasus juga menyatakan dukungan untuk Prabowo-Sandi. Kemudian, 22 September 2018  mantan KSAU Marsekal (Purn.) Imam Sufaat menyatakan bahwa Prabowo juga memperoleh dukungan dari 300 jenderal purnawirawan.

Dalam UU, TNI aktif memang dilarang berpolitik, harus netral. Tetapi mereka juga memiliki anggota keluarga atau kerabat yang memiliki   hak suara dan menjadi target  kampanye para  jenderal purnawirawan dari kedua belah pihak. Perang bintang.

Dalam kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto oleh Abu Rara, sejumlah istri anggota TNI aktif ditangkap karena ujaran kebencian. Obyeknya justru adalah sang korban, Jenderal (Purn.) Wiranto sendiri! Suatu fenomena yang harus disikapi serius karena menyangkut keutuhan keluarga besar TNI.

Selain adanya kemungkinan faktor paparan faham radikalisme seperti pernah disinyalir Menhan Ryamizard Ryacudu; faktor terjadinya konflik kepentingan pilpres juga bisa menjadi penyebab.

Mantan Kapolri Tito Karnavian, didampingi mantan Menkopolhukam Wiranto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, saat jumpa pers menunjukkan barang bukti pascakerusuhan Mei 2019 (Foto: detik.com/ Antara/ Dhemas Reviyanto)
Mantan Kapolri Tito Karnavian, didampingi mantan Menkopolhukam Wiranto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, saat jumpa pers menunjukkan barang bukti pascakerusuhan Mei 2019 (Foto: detik.com/ Antara/ Dhemas Reviyanto)

Asmaizulfi atau Fifi, istri Mayjen (Purn.) Moerwanto, ditangkap polisi Mei 2019 lalu karena dugaan  kepemilikan senjata api terkait kerusuhan pascapilpres. Sebelum aksi tersebut, Fifi aktif dalam kegiatan  politik menentang pemerintah (tirto.id,  28/5/2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun