Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pascapilpres 2019, Sandiaga Lebih Mungkin Merapat ke Istana

11 Maret 2019   02:59 Diperbarui: 15 Maret 2019   02:12 5041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno saat bertemu Jokowi di Aquatic Center pada perhelatan Asian Games 2018 (liputan6.com).

Dalam satu kesempatan Sandi pernah menyatakan bahwa seandainya Prabowo-Sandi menang pilpres maka tidak tertutup kemungkinan mereka akan merekrut pihak yang kalah untuk bergabung dalam kabinet. Ini kalimat bersayap, jika dibaca dengan arah sebaliknya.

Apabila kita amati pola komunikasinya juga akan terlihat, Sandi relatif bermain aman dan menghindari konflik personal.

Sebagaimana JK, Sandi adalah pedagang. Di mana-mana pedagang tidak ada yang cari musuh, kecuali pedagang yang aneh. 

Politisi kelahiran Pekanbaru ini misalnya; memilih menghindari konfrontasi langsung ketika keseleo lidah soal izin penangkapan ikan sehingga dimarahi Menteri Susi Pudjiastuti.

"Yang penting tidak ditenggelamkan" katanya santai. 

Kali lain ketika diminta komentar soal hoax 7 kontainer surat suara, komentar Sandi juga cenderung datar.

"Saya nggak mau suudzon. Saya biarkan tim aparat (bekerja)," ujarnya kepada detik.com.

Ada banyak indikasi bahwa Sandi sedang melumasi hubungannya dengan kubu Jokowi-Ma'ruf. Termasuk juga pengakuan bahwa dirinya bersahabat sejak kecil dengan Erick Thohir yang jadi Ketua TKN.

Perilaku berpolitik yang wajar menjadi aset penting Sandi sehingga tidak menutup kemungkinan ketika Jokowi-Ma'ruf menang maka satu kursi menteri dapat menjadi penawar hilangnya kursi wagub.

Bagi pihak petahana sendiri keuntungan yang diperoleh bukan dalam bentuk lunaknya perlawanan Sandi selama kompetisi pilpres. Bertarung secara fair saja sudah merupakan kontribusi yang signifikan. Apalagi ditengarai saat ini ada usaha-usaha membentuk opini publik untuk mendeligitimasi KPU dan Bawaslu sebagai wasit pertandingan. Pada zaman orde baru tindakan tersebut masuk kategori subversi.

Sandiaga siap menang tetapi juga sepertinya lebih siap menerima kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun