Mohon tunggu...
Agung SatrioSetiawan
Agung SatrioSetiawan Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peluang Sistem Pemasaran Agribisnis di Masa Covid-19

28 Juni 2020   20:27 Diperbarui: 28 Juni 2020   20:31 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Corona seketika menjadi pemeran utama, ketika mulai muncul pertama kali di Wuhan- China. Hadirnya mampu memberikan kegelisahan dan kekhawatiran yang sangat nyata. Setiap hari Corona selalu menjadi topic utama semua media dan menjadi perbincangan yang tiada habisnya karna dianggap sebagai biang utama penyebab hilangnya banyak nyawa. 

Lahir di China, merangkak di Italia dan Negara-negara Eropa, tumbuh besar di Amerika, hingga menebar teror di Negara Asia lainnya termasuk di Indonesia. 

Penyebaran Corona sangat mudah dan cepat, sehingga tidak ada yang berani memandang ancaman Corona sebelah mata dan berusaha melawan serta menghindari sekuat upaya penyebarannya, agar mata rantai penularannya dapat terputus dan tidak menyebar kemana-mana. Mulai dari pembatasan social berskala hingga lockdown dilakukan untuk menekan pandemi Corona.

Peran Corona semakin terlihat nyata ketika Negara-negara di dunia melakukan upaya pemutusan mata rantai penularannya. Pembatasan dengan menutup semua akses yang berpotensi menjadi ajang penyebaran menciptakan dilema yang berpotensi menjadi biang keruntuhan ekonomi. 

Antara kesehatan dan ekonomi dua pilihan yang seakan masih sulit untuk diajak kompromi. Ketika memilih kesehatan maka ekonomi harus dikorbankan dan sebaliknya ketika ekonomi dikedepankan maka kesehatan dan nyawa yang menjadi taruhan. 

Kebijakan yang diambil pemerintah akan sangat menentukan seberapa panjang masa pemulihan perekonomian ataupun seberapa parah pandemic penyebaran memakan korban. Sehingga perlu adanya perimbangan antara upaya penekanan penyebaran dan upaya menstabilkan perekonomian.

Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 276 juta jiwa yang harus dijaga, memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri dalam upaya penekanan penyebarannya. Karakteristik masyarakat yang sulit diatur dan diajak disiplin menjadi potensi hambatan pemutusan mata rantai penularannya.

Pola hidup yang masih jauh dari pola sehat juga menjadi permasalahan yang harus segera dirubah agar infasi Corona tidak makin merajalela. Karena kelalaian dalam penanganan penyebaran akan berdampak fatal dengan potensi banyaknya jatuh korban yang berjatuhan baik karena dampak dari kesehatan atau juga dampak dari lemahnya perekonomian.

Pembangunan perekonomiaan Indonesia sebagian besar ditopang oleh sector agribisnis.  Sektor ini merupakan harapan ditengah menurunnya perekonomian dunia akibat Corona karena sector agribisnis menyumbang lebih dari separuh nilai devisa. 

Sektor agribisnis di Indonesia adalah penyumbang terbesar devisa Negara setiap tahunnya sehingga salah satu upaya ketahanan pembangunan ekonomi dimasa pandemic dapat melalui peningkatan agribisnis sebagai tumpuan pengupayaan ketahanan perekonomian. 

Akan tetapi muncul permasalahan baru akibat adanya pandemic dengan berkurangnya akses -- akses distribusi karena pembatasan yang dilakukan sehingga pemasaran agribisnis mengalami hambatan terlebih dengan sifat produk pertanian yang mudah rusak, volume besar, bervariasi serta tergantung musim. Upaya penghambatan penyebaran Corona rupanya juga berimbas pada terhambatnya distribusi barang tidak terkecuali produk pertanian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun