Mohon tunggu...
Agung Sanjaya
Agung Sanjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Inovasi Pengembangan Pemanfaatan SDA di Desa Tanjung Pering, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

9 Mei 2019   13:26 Diperbarui: 9 Mei 2019   14:04 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Desa Tanjung pering memiliki beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti peternakan serta lahan rawa yang luas, namun dalam hal ini berbagai potensi tersebut belum  dimanfaatkan secara optimal karena berbagai macam kendala, terkhusus pada sektor peternakan dan  perikanan yang belum mampu menciptakan kualitas produk olahan yang berkualitas dan mampu bersaing di pasaran, serta lahan rawa gambut yang hanya sekedar digunakan sebagai pengisi waktu kosong tanpa adanya upaya mengoptimalkan hasilnya untuk kegiatan ekonomi. Meningkatkan produktivitas masyarakat dalam mengelola sumber daya potensial di sekitar tempat tinggal mereka untuk tujuan ekonomi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian dengan strategi yang tepat.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya dan kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut, dengan demikian untuk menuju mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik- material.

Tempat Pelaksanaan di desa Tanjung Pering, Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Sedangkan waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 01 Februari 2019 sampai selesai.

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan tiga matra pemberdayaan: mikro, mezzo, makro. Dalam hal ini kami memilih matra mikro sebagai strategi pemberdayaan yakni, Pemberdayaan yang  dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan. Alasan dipilihnya model strategi ini dengan tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas - tugas kehidupannya sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya yakni pengolahan ikan gabus menjadi berbagai macam bentuk olahan yang berkualitas dan mampu menunjang perekonomian mereka.

Sosialisasi dengan ini diawali dengan kegiatan tukar pendapat bersama yang dilanjutkan pemberian motivasi yang menginovasi, memberikan penyuluhan, dan memberikan pembekalan keterampilan kepada warga. Setelah serangkaian kegiatan sosialisasi usai, dilanjutkan dengan pelatihan keterampilan pembuatan abon dari ikan gabus yang merupakan salah satu potensi sumber daya alam masyarakat di desa Tanjung Pering untuk dikelola sebagai upaya pengembangan pemanfaatan serta mengoptimalkan hasilnya sebagai kegiatan ekonomi.

Sosialisasi dilaksanakan dengan mengunjungi perangkat desa terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan dengan berbincang langsung dengan beberapa masyarakat yang memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber pendapatan ekonomi dan masyarakat yang membuat kerupuk dari olahan ikan untuk bertukar pendapat terkait permasalahan ikan gabus yang ada di daerah tersebut. Setelah kegiatan usai, anggota tim meminta para peserta untuk saling memberikan motivasi terkait pengolahan ikan gabus dilanjutkan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar Balong mengenai pentingnya pengelolahan ikan gabus  yang dapat menjadi sebuah bisnis konsumsi di daerah tersebut. Bentuk nyata metode ini adalah mengajak peserta pelatihan untuk berbagi pendapat terkait dengan permasalahan pola perilaku pengelolaan ikan gabus, dan memberikan pelatihan ketrampilan untuk mengolah bikan gabus menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.

Setelah terlaksananya sosialisasi maka selanjutnya yang dilakukan adalah membagi pengetahuan tentang produk olahan abon dari ikan gabus. Adapun tahapan yang dilakukan dalam pengolahan ikan gabus adalah sebagai berikut:

  1. Menyiapkan alat dan bahan baku.
  2. mensimulasikan proses pembuatan abon dari ikan gabus
  3. mengolah ikan gabus menjadi abon
  4. abon yang selesai dimasak dijadikan sampel untuk dikemas dengan menarik sehingga dapat meningkatkan nilai jual
  5. Menentukan harga produk yang sesuai dengan tingkat harga di pasaran.
  6. produk siap dpasarkan

Dengan dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan ini masyarakat sangat menerima dan menganggap bahwa produk olahan dari ikan gabus merupakan salah satu inovasi yang bernilai ekonomi tinggi dan dapat mereka terapkan suatu saat nanti karena sejauh ini mereka belum terlalu banyak mengetahui berbagai macam produk olahan dari ikan gabus karena selama ini mereka hanya mengolah ikan gabus menjadi kerupuk yang merupakan keterampilan turun-temurun yang mereka miliki

Program pengolahan ikan gabus menjadi abon ini terkendala pada kurangnya minat masyarakat dalam menjadikannya sebagai kegiatan ekonomi karena dianggap terlalu memakan banyak proses dan modal sedangkan jika ikan gabus yang dijual secara langsung harganya sudah cukup tinggi dan efisien atau lebih ringan dilakukan ketimbang harus mengolah terlebih dahulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun