Mohon tunggu...
Agung Raharjo
Agung Raharjo Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis bebas

Manusia pada umumnya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kisah Cinta Si Motor Senja

27 Juli 2020   08:46 Diperbarui: 27 Juli 2020   09:20 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pribadi / postimg.cc/cghGcNCy

Entah kenapa pada beberapa waktu terakhir senja tampil lebih istimewa. Dari mana asalnya saya sendiri kurang begitu faham. Bisa jadi, beberapa anak muda yang sedang patah hati sudah jatuh hati kepada sinar temaram seperti perasaan mereka yang sedang suram. Tapi itu hanya hipotesa yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Mungkin saja media sosial yang mengabadikan momen tenggelamnya matahari ditambah bumbu caption yang menyayat hati menjadi awal munculnya ikon ini.

Ya, anak muda dan segala emosinya ditambah media sosial yang melekat erat di tangan mereka telah menciptakan senja menjadi penuh arti.

Di lain sisi, kendaraan yang mengantarkan perjalanan sehari-hari turut menjadi tokoh yang turut ambil bagian dalam proses ini. Motor tua, butut, dan beda dengan lainnya seakan menjadi tren anak muda masa kini.

Salah satunya yang cukup menarik minat mereka adalah sebuah motor bebek lansiran pabrikan Honda yang telah melegenda. Honda Grand. Motor yang dulunya dinobatkan sebagai motor sejuta umat ini, telah berubah haluan menjadi motor hobi yang menawarkan romansa nostalgia.

Dipasarkan di awal dekade 90an, Honda Astrea Grand keluaran pertama ini disebut Grand Bulus karena bentuk lampu belakang yang cembung mirip bulus alias kura-kura. Tiga tahun berselang, Federal Motor selaku agen pemegang merek kemudian merilis versi terbarunya dengan perbedaannya pada desain lampu belakang yang memiliki desain seperti duck tail.

Dengan kapasitas mesin sebesar 100 cc, Astrea Grand tidak kalah jika dibandingkan dengan kendaraan saat ini. Jalan datar perkotaan hingga tanjakan terjal pegunungan mampu dilibas dengan trengginas dengan hanya berbekal kubikasi mesin kecil dengan 4 percepatan bersistem rotari. Selain itu, konsumsi bahan bakar yang ramah hingga mencapai 60 km untuk setiap liternya menjadikan motor ini sebagai primadona pada zamannya.

Didukung dengan nama besar Honda dan konsistensinya terhadap mesin 4 tak menawarkan sebuah jaminan kepuasan ketika meminangnya. Dukungan bengkel yang luas serta suku cadang yang bisa dibilang sangat lengkap bahkan hingga ketersediaan produk tiruannya telah menjadikan Astrea Grand sebagai penguasa kala itu.

Pada tahun 1997, Honda berhenti memproduksi Astrea Grand. Pabrikan memunculkan Honda Supra sebagai penggantinya. Mengusung desain yang lebih sporty, Supra adalah salah karya Honda yang berhasil memikat para pengguna. Dan fanatisme atas Honda yang kemudian berbicara.

Di awal tahun 2000 dunia otomotif dikejutkan dengan bermunculannya sepeda motor dari Cina yang sering disebut Mocin yang merupakan akronim dari motor cina. Motor Cina ini menghasilkan beberapa produk dengan rupa yang sangat mirip dengan para pemain utama. Menjadi solusi singkat untuk yang ingin tampil dengan merek ternama tapi dengan harga di bawahnya.

Kembali pada cerita tentang Astrea Grand, alih-alih berhenti lalu punah, kini Astrea Grand menjadi kendaraan incaran. Bukan hanya untuk mereka yang ingin bernostalgia tapi juga beberapa anak muda yang tertarik yang mengusung tema klasik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun