Mohon tunggu...
dr Agung Budisatria MM
dr Agung Budisatria MM Mohon Tunggu... Dokter - Melayani dan membagikan untuk perubahan dan kemajuan bangsa

Melayani dan membagikan untuk perubahan dan kemajuan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kain, Habel, Hak Prerogatif Allah dan Kita

6 Agustus 2018   10:03 Diperbarui: 6 Agustus 2018   13:11 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
schoolworkhelper.net

Membaca cerita Kain dan Habel masih menyisakan beberapa pertanyaan.  Cerita popular saat kita masih kanak- kanak itu, menceritakan bahwa Adam dan Hawa sebagai manusia pertama di bumi ini, mempunyai anak Kain dan Habel.  

Kain sebagai saudara yang lebih tua mempunyai pekerjaan sebagai petani, sedangkan Habel adiknya sebagai peternak.   Tibalah saat mempersembahkan korban masing masing kepada Allah.  

Kain mempersembahkan sebagian dari hasil panennya, sedangkan Habel mempersembahkan kambing dombanya sebagai korban bakaran.

Sampai disini tidak ada permasalahan diantara keduanya. Tidak ada di ceritakan bahwa Kain  bermasalah dengan adiknya, begitupun sebaliknya.

Kecemburuan dan Iri hati Kain timbul setelah Allah tidak menerima persembahan dari hasil panennya kepada Allah. Sedangkan Allah berkenan kepada korban bakaran kambing domba dari Habel adiknya. Sehingga akhirnya kain membunuh Habel, yang dikenal sebagai pembunuhan manusia pertama sejak dunia diciptakan. 

Pelajaran menarik disini, berbeda dengan yang sering kita dengar sejak kecil, bahwa Allah tidak berkenan kepada persembahan Kain karena Kain telah  berdosa yaitu iri hati kepada adiknya, apakah demikian?  Tidak! Kalau kita membaca dengan teliti kisahnya di kitab Kejadian,  bahwa iri hati Kain itu timbul setelah Allah tidak menerima persembahan Kain.   Jadi bukan sebalikkan, karena iri hati Kain, maka Allah tidak menerimanya.

Ada lagi yang mengatakan bahwa Allah lebih menyukai korban bakaran kambing domba, dibandingkan dengan hasil panen? Tidak juga. Aturan terkait tata cara persembahan korban kambing domba itu baru ada setelah Taurat di tulis jaman Musa. Ini jauh banget, ini kisahnya terjadi pada jaman purbakala, setelah manusia pertama di ciptakan.

Jadi apa penyebabnya?  Kenapa Allah lebih menerima korban Habel?  Hal itu lebih pada hak prerogative Allah sebagai penguasa Alam semesta.  Allah dengan gampangnya akan memilih persembahan korban Habel dibandingkan dengan perembahan kain. Koq bisa begitu? Ya bisa saja itulah hak prerogative Allah. 

Ingat Allah dengan gampangnya memilih Yakub dibandingkan Esau abangnya.  Padahal arti nama Yakub itu, memegang tumit, penipu, cheating.  Jadi ingat kalau pemain bola kalah lari dengan lawannya, pasti dia menarik apa saja yang bisa, entah kaos, lengan,  bahkan kaki lawannya.  Itu cheating dan pelanggaran, kartu kuning itu!.   

Tapi Allah dengan santainya memilih Yakub, dibandingkan dengan Esau saudaranya, yang setiap hari bekerja keras, bahkan tidak pulang karena harus menjaga kambing dombanya di padang belantara. Contoh lain Daud dipilih Allah jadi raja Israel, dengan postur yang paling kecil diantara saudaranya. Inilah hak prerogative Allah, mungkin gampangnya seperti ini, " ini pilihan Gue, elo mau apa? Elo kan ciptaan Gue". 

Trus apa dong maknanya buat kita semua?  Tentunya ini merubah paradigma kita dalam kehidupan sehari-hari, dalam bekerja, bermasyarakat.   Banyak dari kita tentunya berpikir, saya sudah bekerja keras bertahun tahun, tapi ada orang yang hidupnya mungkin lebih santai, masih muda rumahnya mewah, mobilnya mewah, sementara saya?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun