Mohon tunggu...
Agung Latief
Agung Latief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Human Erorr of the circle T. Belajar, Belanja, Berseni. Oke fine

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selatan

3 Februari 2017   06:48 Diperbarui: 3 Februari 2017   06:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Arah mata angin menunjukan bahwa selatan berada dibawah, kemana pun pergi, apabila berbeda arahnya, mata angin akan tetap menunjukan bahwa selatan tetap berada dibawah. Aku tidak mengerti tentang mata angin, bahkan aku tidak mengerti arah, tapi aku percaya, bahwa mata angin tidak akan berbohong, apalagi bercanda, tidak mungkin.

Selatan, banyak cerita tentang daerah bawah ini, begitupun aku, ingin menceritakan sedikit tentang dataran rendah yang cantik, memukau, dan berada pada selatan pulau jawa. Jawa merupakan pulau yang eksotis, penuh kedamaian, keacuhan, bahkan menimbulkan kericuhan. Tapi tidak jika didaerah selatan pulau jawa ini, terdapat beberapa pesisir yang dataran nya rendah, dari mulai ujung banten yang bernamakan tanjung lesung, hingga keujung dermaga yang memisahkan pulau jawa dengan pulau bali.

Namun, bukan daerah  tadi yang ingin aku ceritakan, aku ingin menceritakan daerah yang berada di tengah ibukota, dan antara jawa tengah dengan jawa timur, yaitu daerah garut. Garut berada di provinsi jawa barat, daerah dimana tempat ini seakan menjadi surga dunia untuk manusia, yang ingin bercengkrama dengan alam semesta. Memiliki Tiga dataran tinggi dan Satu pesisir pantai yang menjulang indah, dengan ombak yang siap menggulung, bahkan membunuh apabila ada umat manusia yang berani menantang Nya.

Aku tersesat disini, manusia yang aku percayai, telah menghakimiku, sampai ketika aku bertemu dengan penduduk lokal yang berada di selatan. Orang itu gila pikirku, aku bertemu dibale bambu ketika aku sedang menuliskan draft yang berantakan ini, ia mengenakan kaos yang bergambarkan sang idola yang berjiwa damai ‘bob marley’, ia menghampiriku dengan memegang kail dan botol minuman yang berisikan ikan cupang, mungkin. Aku tidak tau sedetail itu. Bicaranya memakai bahasa campur yang tidak bisa aku percayai. Sampai akhirnya ia aku panggil lapan.

“kau sedang apa anak muda?” tanya lapan yang bergerak tidak teratur mengitari bale-bale sambil berusaha duduk mendekatiku

“saya sedang berusaha menikmati ini” sambil ku tunjukan isi dalam ransel yang aku bawa

Singkatnya, aku disini punya beberapa saudara yang hanya kenal melalui wajah yang samar, dan adapula saudaraku yang menetap disini bahkan berbisnis villa dengan warung didepannya. Aku tidak tau pasti kenapa pikiranku membawa ketempat ini, aku ingin membersihkan, membenahi diriku untuk tetap bertahan hidup dengan misteri yang dunia berikan. Tanganku berketar tidak beraturan ketika aku memegang benda apapun, jantung berdetak cepat ketika melintasi keramaian untuk menunggu kedatangan. Nafas tersendat ketika aku berusaha berlari kearah prestasi yang ingin aku dapatkan.

Sampai ketika, ketika dipagi hari aku terbangun pergi kewarung yang berada dekat dengan kamar tempat aku berbaring, berjalan dengan merunduk dan wajah yang berantakan. Sentak aku ingin memesan kopi dan penjaga warung itu, gadis muda yang menawan, berkulit putih dengan bibir tipis tanpa memakai gincu atau alis tambahan.

“hayang mesen naon a ?(mau pesan apa ya mas?)” tanya gadis itu sambil menatap datar kearahku dengan tangan yang menempel dimeja yang disampingnya banyak kue dan nasi yang dibungkus dengan daun.

“ummm.. kopi susuna hiji, nya teh (pesan kopi susu satu)” Jawabku sambil memberikan satu bungkus kopi sashet yang memang sudah aku bawa dari kamar.

Siang harinya, sekitar pukul 15.00, aku ingin berjalan menelusuri dataran selatan, melalui pesisir yang apabila diinjak, ada beberapa pasir yang masuk kedalam pijakan kaki, sehingga menimbulkan bercak dan pasirnya menempel ketelapak kaki. Aku melewati warung tempat dimana pagi tadi aku memesan kopi, tidak ada gadis itu, yang ada hanya wanita tua bersama bayi yang sangat lucu, digendong-baringkan bayi itu di ayunan yang dibuatnya dengan memakai kain batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun