"Pemimpin sejati tidak diukur dari seberapa cepat ia bergerak atau seberapa banyak tugas yang diselesaikan, tetapi dari seberapa jelas ia memahami dirinya sendiri, nilai yang dijunjung, dan dampak yang ingin ditinggalkan. Kepemimpinan tanpa visi adalah kapal tanpa kompas - bergerak, tapi terseret arus."
Kepemimpinan Dimulai dari Diri Sendiri
Dalam berbagai kesempatan membimbing para MT (management trainee), baik yang bekerja di kantor pusat maupun di lapangan, saya sering terpesona oleh energi dan keyakinan tinggi mereka. "Hebatnya", seolah karier sudah menanti di depan mata. Namun, tiga bulan kemudian, saat mereka diminta mempresentasikan hasil kerja di lapangan, baru terlihat siapa yang benar-benar siap memimpin.
Beberapa MT hanya mengangkat masalah berdasarkan instruksi atasan. Beberapa lagi menemukan masalah sendiri, tapi menunggu persetujuan sebelum bertindak. Ada pula yang berani menentukan sendiri masalah penting yang harus diselesaikan, tanpa menunggu lampu hijau.
Yang paling menentukan bukan masalah yang mereka pilih, bukan pula solusinya. Yang paling penting adalah alasan di balik pilihan itu: mengapa masalah tersebut menjadi prioritas? Sejauh mana kontribusinya bagi tim dan perusahaan? Inilah yang menandai kualitas kepemimpinan sejati.
Dari proses itu, satu pelajaran besar terlihat jelas: banyak orang bercita-cita menjadi pemimpin hebat, tapi tanpa pemahaman diri yang jelas, arah kepemimpinan mudah tersesat. Kepemimpinan tanpa visi ibarat kapal tanpa kompas. Bergerak, tapi mudah terseret arus.
Artikel ini akan mengajak Anda menyingkap kompas diri melalui tiga pertanyaan reflektif yang membantu memahami kekuatan pribadi, nilai hidup, dan tujuan lebih besar. Dengan begitu, kepemimpinan Anda tidak hanya menjadi peran, tapi arah yang autentik dan berdampak bagi diri sendiri maupun orang lain.
Tiga Pertanyaan Reflektif
Ada 3 pertanyaan favorit saya yang selalu saya berikan, saat saya memberikan training kepada para MT baik di indoor atau pun outdoor. Ketiga pertanyaan ini diperuntukkan untuk menemukan kompas kepemimpinan pribadi, bagi para peserta :
1. Apa kekuatan inti saya yang paling bisa diandalkan?
Jawaban atas pertanyaan ini memberikan landasan kokoh: apa yang membuat Anda berbeda dan bisa memberi kontribusi unik. Menurut studi oleh Daniel Goleman, kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain merupakan aspek penting dalam kepemimpinan yang efektif.
2. Nilai apa yang ingin saya perjuangkan sebagai pemimpin?