Â
 "Solusi hebat lahir dari cara memandang masalah yang lebih dalam, bukan dari asumsi semata." ---Tim Brown, CEO IDEO
Mengapa Design Thinking Relevan untuk Lingkungan Kerja Saat Ini?
Tak berlebihan rasanya, di tengah tekanan dunia kerja yang terus berubah, perusahaan dituntut tidak hanya menyelesaikan masalah. Tetapi, juga menciptakan solusi yang inovatif, human-centered, dan berkelanjutan. Di sinilah Design Thinking menjadi pendekatan strategis yang tidak hanya memecahkan masalah, tetapi mendefinisikan ulang cara kita memahaminya.
Menurut Harvard Business Review (2020) dan McKinsey & Company (2022), organisasi yang menerapkan prinsip Design Thinking mengalami 1,5 kali lebih cepat dalam pengambilan keputusan. Tak hanya itu, 32% ada peningkatan signifikan pada kepuasan pelanggan. Hal yang menggembiraan, ternyata penggunaan design thinking itu 2x lipat efektivitas solusi imlementasnya.
Simulasi Design Thinking: Fokus pada Dua Tahap Awal
"Solusi berdampak lahir dari keberanian untuk memandang ulang masalah, bukan sekadar menyelesaikannya."
Dalam artikel ini, kita akan menyimulasikan dua tahap awal Design Thinking:
* Problem Framing -- Menyusun ulang cara kita memandang masalah
* Ideation -- Menciptakan berbagai ide solutif sebelum memilih solusi terbaik
Tahap 1: Problem Framing -- Mendefinisikan Masalah yang Sebenarnya
Apa Itu Problem Framing?
Problem Framing adalah proses menggali ulang akar persoalan dengan melihatnya dari berbagai sudut pandang, terutama dari sisi pengguna. Banyak kegagalan solusi berasal dari framing masalah yang salah: kita terlalu cepat menyimpulkan masalah tanpa benar-benar memahaminya.
Simulasi lapangan dalam konteks nyata di Pelayaran Pengiriman Batu Bara misalnya, ditemukan siituasi awalnya "Tim pengiriman sering mengalami keterlambatan.". Dari sini muncul assumsi umum: "Sopir atau kru tidak disiplin waktu."
Problem Framing dengan Design Thinking:
* Gunakan pendekatan Empathy Map wawancarai pengguna (tim operasional)
* Temukan pola: ternyata sistem jadwal tidak fleksibel terhadap cuaca dan antrian bongkar-muat
* Reframing: "Bagaimana kita bisa membantu tim pengiriman mengelola ketidakpastian waktu muat dengan lebih fleksibel dan akurat?"
* Hasil: Masalah bergeser dari asumsi personal ke sistem yang lebih kompleks.