"Isi waktumu dengan makna, bukan sekadar rutinitas. Jagalah amanah, tundukkan nafsu, dan rawat iman - itulah perjalanan pulang menuju cahaya."
Wahai jiwa yang sedang mencari arah...
Dengarlah bisikan hikmah dari Imam Al-Ghazali, seorang penuntun ruhani yang tak lekang oleh zaman. Dengan kejernihan hatinya, ia menulis bukan hanya di atas lembaran ilmu, tetapi di atas lembaran kehidupan. Nasihatnya adalah lentera yang menuntun kita menapak jalan yang sering gelap oleh kealpaan.
Yang singkat itu waktu.
Ia berlalu laksana bayang senja yang tak pernah menunggu. Maka isilah dengan makna, bukan sekadar agenda.
Yang menipu itu dunia.
Ia tampil memesona namun menyimpan tipu daya. Jangan terlena oleh kilau sesaat, sebab hakikatnya hanya fana.
Yang dekat itu kematian.
Ia tak mengetuk pintu saat datang. Maka bersiaplah dengan amal, seolah hari ini adalah undangan terakhir dari langit.
Yang besar itu hawa nafsu.
Ia menggoda lebih kuat dari musuh luar. Menaklukkannya adalah kemenangan sejati.
Yang berat itu amanah.
Beban yang tak tampak namun akan ditimbang. Genggam ia dengan jujur, dan tunaikan dengan penuh tanggung jawab.
Yang sulit itu ikhlas.
Karena hati sering ingin dilihat, dipuji, dihargai. Maka beningkan niat, dan sembunyikan kebaikan dari riya.
Yang mudah itu berbuat dosa.
Tak perlu usaha besar, cukup lengah sedikit. Maka berjagalah, agar tiap langkah berpijak di jalan ridha.
Yang susah itu sabar.
Saat luka tak kunjung sembuh, saat harapan terasa jauh. Namun sabar adalah benih dari segala keberkahan.