Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Dunia Menjadi Tuan dan Hati Menjadi Budak

30 Maret 2025   23:01 Diperbarui: 30 Maret 2025   23:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamba dunia hanya mengejar bayangan, sementara hamba Tuhan menuju cahaya.|Foto: pexels.com

"Dunia adalah perjalanan, bukan tujuan. Jangan biarkan ia mengikat hatimu, sebab kehinaan sejati adalah menukar keabadian dengan kefanaan."

Di bawah cahaya rembulan yang redup, di antara gemerisik dedaunan yang lirih berbisik, seorang manusia duduk termenung. Jiwanya lelah, pikirannya sesak, tangannya menggenggam dunia, namun hatinya terasa hampa. Ia berlari mengejar fatamorgana, mengira genggamannya telah penuh, padahal yang ia genggam hanyalah bayang-bayang semu.

Ia mengira dunia adalah kemuliaan, padahal dunia hanyalah ujian. Ia mengira harta adalah keselamatan, padahal harta sering kali menjadi belenggu. Ia mengira pangkat adalah kejayaan, padahal pangkat bisa menjadi tirani yang menggilas hati.

Wahai jiwa yang terlena, tidakkah kau dengar pesan para kekasih Tuhan?
Berkata Sufyan At-Tsauri rahimahullah:
"Barang siapa yang mempersiapkan diri untuk menjadi hamba dunia, sejatinya diapun telah mempersiapkan diri untuk menjadi hamba yang hina."

Tidakkah kau renungkan?
Dunia itu tak lebih dari bayangan senja, yang tampak panjang di kala sore, lalu lenyap ditelan gelap.
Dunia itu seperti ombak yang bergulung indah, mengundang jiwa untuk berenang, lalu menelan tanpa ampun.
Dunia itu seperti api kecil yang tampak ramah, namun semakin didekati, semakin membakar tanpa belas kasihan.

Wahai yang terbuai!
Lihatlah mereka yang mencintai dunia dengan sepenuh hati, di mana mereka kini?
Istana mereka menjadi debu, harta mereka menjadi perebutan, nama mereka tinggal ukiran di batu nisan.
Tak ada yang tersisa kecuali amal yang mereka abaikan, dan dosa yang mereka kumpulkan.

Maka, sebelum senja menutup usiamu, sebelum napasmu menjadi yang terakhir, sebelum dunia yang kau genggam melepaskanmu tanpa belas kasihan - kembalilah!
Jadilah hamba Rabb-mu, bukan hamba dunia.
Carilah dunia di tanganmu, tapi jangan biarkan ia masuk ke hatimu.
Karena dunia hanyalah perjalanan, bukan tujuan.
Dan kehinaan sejati adalah ketika kau mengganti keabadian dengan kefanaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun