Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Danantara dan Seni Menavigasi Risiko di Era Ketidakpastian

25 Maret 2025   14:42 Diperbarui: 25 Maret 2025   19:00 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo meresmikan Danantara. Tanpa kendali risiko yang matang, bahkan superholding sekuat Danantara bisa kehilangan arah.|Foto:Kompas.id

"Kekuatan Danantara tidak hanya diukur dari aset yang dikelola, tetapi dari bagaimana ia menavigasi stabilitas politik, menjaga independensi kebijakan, dan menegakkan transparansi tata kelola. Tanpa itu, risiko lebih besar dari peluang."

Era Baru Superholding Nasional

Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025 menandai babak baru dalam tata kelola investasi nasional. Lembaga pengelola investasi ini yang kemudian akan mengelola aset dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis di Indonesia.

Pada tahap awal, Danantara akan fokus pada tujuh BUMN: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Danantara bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan aset BUMN dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional BUMN. Presiden Prabowo menekankan bahwa BUMN bukan hanya entitas bisnis, tetapi juga aset nasional yang berfungsi sebagai agen pembangunan.

Dalam rencananya, Danantara diharapkan akan mengelola seluruh BUMN di Indonesia, tidak hanya tujuh yang disebutkan di atas, dengan total aset yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 14.670 triliun

Sebagai superholding yang mengelola tujuh BUMN strategis ini, Danantara diharapkan menjadi motor penggerak efisiensi dan daya saing ekonomi Indonesia di panggung global.

Namun, sejauh mana ambisi besar ini bisa diwujudkan? Sebagai seorang pemerhati risk strategist, pertanyaan kunci yang harus dijawab bukan hanya bagaimana Danantara dapat berhasil, tetapi juga risiko sistemik apa yang bisa muncul dalam perjalanan panjangnya. Mengelola berbagai entitas dengan karakteristik industri yang berbeda adalah tugas berat yang membutuhkan strategi mitigasi risiko yang cermat.

Superholding: Antara Sinergi dan Risiko Dis-sinergi

Konsep superholding bukanlah hal baru. Negara-negara seperti Singapura dengan Temasek dan Malaysia dengan Khazanah telah lebih dulu mengadopsinya. Jika dikelola dengan baik, model ini mampu meningkatkan efisiensi, daya saing, serta memperbesar peluang investasi asing. Namun, sejarah juga mencatat kegagalan yang mengintai, seperti kasus skandal 1MDB di Malaysia yang berujung pada salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun