"Ramadhan adalah medan perjuangan, di siang hari menahan diri dari hawa nafsu, di malam hari bersujud penuh harap. Inilah jalan menuju kemenangan sejati."
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, di mana setiap amal dilipatgandakan dan setiap hamba mendapatkan kesempatan emas untuk meraih keutamaan yang tiada tara. Bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, Ramadhan juga merupakan bulan perjuangan, bulan jihad yang sejati.
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali mengingatkan bahwa di bulan Ramadhan, seorang mukmin memiliki dua jenis jihad yang harus ia jalani:
1. Jihad di siang hari dengan berpuasa.
2. Jihad di malam hari dengan shalat malam.
yang mampu menggabungkan keduanya dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan, niscaya Allah akan memberinya pahala tanpa batas. Inilah dua jihad yang menjadi tanda kebersihan jiwa dan ketinggian maqam seorang hamba di sisi Allah.
Jihad di Siang Hari: Kesabaran dalam Puasa
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ujian kesabaran dalam menghadapi godaan dunia. Rasulullah bersabda:
"Puasa adalah perisai..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Perisai dari api neraka, perisai dari syahwat, perisai dari bisikan setan. Dengan puasa, seorang hamba diajarkan untuk menundukkan hawa nafsu, melawan godaan syahwat, dan meraih ketakwaan. Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah, 2: 183)
Inilah jihad yang pertama: menahan diri, menjaga lisan dari kata-kata yang sia-sia, menjaga hati dari prasangka buruk, dan menjaga mata dari pandangan yang haram. Setiap detik dalam puasa adalah ladang pahala yang berlipat ganda.
Jihad di Malam Hari: Menghidupkan Qiyamul Lail