Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Setiap Kata Itu Ada Energinya, Terlepas ke Alam Semesta dan Memantul Kembali ke Kita

5 Desember 2024   18:29 Diperbarui: 5 Desember 2024   18:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata-kata adalah cermin jiwa; baik kata-kata kita, baiklah hidup kita.|Image: myreadables.com

“Setiap kata adalah energi. Ia terlepas ke alam semesta, memantul kembali ke kita, membawa berkah atau beban. Pilihlah untuk berkata baik.”

Guru saya pernah berkata, “Hati-hati dengan penggunaan kata negatif — apa pun kata itu. Karena setiap kata memiliki energi, yang akan terlepas ke semesta dan memantul kembali kepada kita.” Kata-kata ini begitu sederhana namun mendalam, mengingatkan kita pada kekuatan lisan yang sering kali terabaikan.

Dalam bahasa Sunda, kata “goblok” misalnya, memiliki padanan dengan “gebleg”. Sementara dalam bahasa Indonesia, menurut KBBI, kata ini serupa dengan: Bambung, Bebal, Bego, Beloon, Bodoh, Debil, Domot, Dongok, Dungu, Jahil, Pandir, Picik, dan Tolol. Kata-kata seperti ini mengandung energi negatif yang bukan hanya merusak hubungan antar manusia tetapi juga kembali mencoreng hati dan jiwa pengucapnya. Pepatah lama "mulutmu, harimaumu" menjadi pengingat bahwa lisan adalah pedang bermata dua — mampu menyelamatkan, sekaligus mencelakakan.

Maka, tidaklah mengherankan bila Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menjaga lisan. Dalam sebuah hadits beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam" (HR Bukhari). Pernyataan ini tidak sekadar nasihat moral, melainkan panduan hidup yang memancarkan hikmah mendalam.

Mengapa Nabi Menyuruh Kita Berkata Baik atau Diam?

Kata-kata memiliki pengaruh luar biasa — bukan hanya terhadap orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri. Dalam Islam, setiap ucapan adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Berikut beberapa alasan mengapa berkata baik lebih utama daripada diam:

1. Energi positif dan penghormatan diri. Kata-kata yang baik menyebarkan energi positif ke sekitar kita. Ini bukan sekadar fenomena psikologis, tetapi juga spiritual. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 83: "Berkatalah yang baik kepada manusia…" Dengan berkata baik, kita meningkatkan derajat di sisi Allah dan memperbaiki hubungan sosial.

2. Menghindari kerusakan dan dosa. Kata-kata buruk adalah akar konflik. Perkataan negatif dapat menyulut kebencian, merusak hubungan, dan menciptakan dosa. Sebaliknya, diam adalah benteng yang melindungi kita dari kesalahan lisan.

3. Memberikan inspirasi dan kebaikan. Kata-kata baik adalah sedekah. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Berkata yang baik adalah sedekah" (HR Bukhari). Mengucapkan sesuatu yang bermanfaat, menyemangati, atau memberi nasihat mampu menjadi ladang pahala yang terus mengalir.

Energi Kata dalam Perspektif Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun