Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Teknologi Biofertilizer dengan Coating System: Solusi Cerdas untuk Produktivitas Pertanian dan Peternakan

24 Mei 2023   06:03 Diperbarui: 25 Mei 2023   00:38 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani dan Peternak Cerdas akan mempekerjakan bakteri cerdas melalui teknologi biofertilizer dengan coating system | pexels.com/Tom Fisk

"Kunci produktivitas pertanian dan peternakan masa depan yang berkelanjutan terletak pada penggunaan teknologi biofertilizer dengan coating system"

Sebagaimana ilmu nano teknologi yang berkembang pesat, maka ilmu mikrobiologi dan bioteknologi pun demikian adanya. Ini terlihat dari teknologi terapan pupuk hayati cair ramah lingkungan dengan Teknologi Biofertilizer. Teknologi baru dengan Coating System menjadikan pupuk hayati cair ramah lingkungan ini jadi lebih sempurna, efektif dan tahan lama.

Selama tiga puluh lima tahun lebih, Teknologi Biofertilizer terus berkembang di Indonesia. Unikknya sejak awal penelitian, penemuan hingga uji praktis, teknologi ini diterapkan di bergagai lahan. Bukan saja di lahan pertanian, namun juga di lahan perkebunan, hortikultura serta peternakan dan perikanan tambak. Upaya-upaya semacam ini tentu saja menjadi karya yang sudah sepatut diapresiasi oleh siapapun yang ingin menjadikan bangsa ini maju.

Dengan kata lain, teknologi biofertilizer dengan coating system yang bukan ditemukan secara instan. Namun ia merupakan hasil sebuah dedikasi keilmuan dan penelitian tiada henti untuk mencari solusi bagi kemakmuran bangsa melalui penciptaan produktifitas pangan.

Semula risetnya dimulai dari riset isolasi dan analisis potensi mikroba tanah dari bumi Indonesia. Pada tahap ini diambil sample mikroba dari berbagai daerah nusantara, terutama daerah yang dianggap subur, untuk diuji coba.

Setiap mikroba itu lalu "diadukan" untuk melihat mikroba mana yang punya "turunan" unggul. Ini terus dilakukan samata-mata untuk terus meningkatkan kualitas pupuk hayati cair yang lebih baik.

Dengan kata lain, uji potensi mikroba unggul dilakukan untuk mendapatkan mikroba yang telah terseleksi di laboratorium. Dari berbagai mikroba yang terkumpul diadakan uji coba, mikroba mana yang paling baik diantara mikroba yang lain.

Dari berbagai uji coba itu akhirnya terpilih beberapa mikroba unggul yang dikemas dalam sebuah teknologi sebagai sebuah formula campuran terbaik. Isinya, tentu berbagai macam bakteri yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian. Setelah memakan waktu 10 tahun sejak dimulainya penelitian, baru ditemukan mikroba paling unggul yang baik untuk meningkatkan hasil pertanian.

Uji lapangan pun dilakukan di berbagai sentra pertanian di Pulau Jawa yang terkenal memiliki beragam tingkat kesuburan dan kontur lahan yang beragam. Artinya, uji lapangan ini dimaksudkan sebagai pembuktian setelah dilakukan uji lab yang masih bersifat teori.

Tak hanya disitu cerita riset "serius dan ambisius" ini berlangsung. Para peneliti pun melakukan uji praktis dan evaluasi oleh petani. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui respon dan hasil yang paling obyektif oleh pengguna yaitu petani. Karena bisa claim para peneliti itu seperti "kecap", namun bukti nyata harus harus terasa signifikan dan diakui langsung oleh para petani. Setelah dilakukan uji praktis oleh para petani di sejumlah daerah, terbukti mereka puas akan manfaat dan keunggulan teknologi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun