Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sungguh, Ayah Sangat Mencintaimu...

5 Januari 2023   22:54 Diperbarui: 6 Januari 2023   06:09 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nak, ungkapan ini sudah lama ayah buat. Namun entah mengapa, ada saja kendala ini itu karena kesibukan ayah selama ini sehingga baru sempat malam ini ayah tuliskan. Ini bukanlah surat cinta. Ini hanyalah cerminan rasa, ungkapan jiwa yang ayah rasakan malam ini. Satu rasa, setelah ayah tadi melihat kamarmu lupa engkau matikan lampunya. Ayah pastikan tak ada nyamuk yang menempel di pipimu.

Dalam lelap dan nyenyakmu, kulihat wajahmu tersenyum seolah kau tengah bermimpi indah di impianmu. Indahnya senyumanmu itu yang mengingatkan ayah pada cerita-cerita indahmu.

Waktu terasa begitu cepat. Beberapa hari lagi, engkau akan kembali ke pondok. Liburan sekolahmu akan habis. Dan rumah ini akan jadi sepi lagi tanpamu. Padahal ada banyak cerita dan pengalaman yang akan kita buat bersama seperti biasa. Jalan-jalan menyusuri sawah, menembus embun di perkampungan, atau menyusuri barisan pohon-pohon kelapa. Atau juga mengikuti rute wisata odong-odong di kampung halaman. Ayah pun kangen, udah lama kita tak jalan di rel kereta api, cari buku di Parijs Van Java, dan berburu kuliner malam di Cikini, atau apa aja. Berdua saja.

Ayah ingin, ayah tetap jadi sahabat sepanjang masa. Sosok yang berharga dan penting di matamu. Juga cinta pertamamu. Lalu berharap - mohon maaf dengan rasa ego - jadi sosok super hero dalam hidupmu. Namun, seiring kedewasaanmu, kini ayah tahu engkau menyadari bahwa ayah ini hanyalah pria biasa yang berpakaian sederhana.

Ayah bukanlah pujangga yang pandai meracik kata untuk memberi petuah berharga bagi kehidupanmu. Namun kita bisa berbagi dan belajar bersama untuk mengucapkan hal-hal yang baik, bermanfaat, bermakna, dan membawa bahagia. Lalu kita bersama melakukannya. Sebuah cinta yang melimpah yang ingin tetap kau rasakan, meski ayah nanti sudah tiada.

Puncak kebabahagiaan ayah adalah saat engkau terlahir sebagai perempuan, dan menjadi penyempurna dari kakakmu yang lak-laki. Saat itu, ayah merasa itulah waktu terbaik dalam hidup ayah karena telah menjadi ayah dari anak perempuan yang dididam-idamkannya. Lima tahun penantianmu telah Allah kabulkan dengan kelahiranmu.

Engkau terlahir dengan senyum tersungging yang begitu lama hingga ayah terpana. Kemudian beberapa detik kemudian, engkau pun menangis sebagaimana tangisan bayi pertama di dunia ini. Ketika tangisanmu pecah menggema, harapan ayah sangat sederhana. Bagaimana kelak engkau jadi anak perumpuan tercantik ayah yang sehat, sholehah, dan membuat ayah bahagia.

Ibumu tersenyum bahagia. Lalu, dengan suara yang lemah ia pun bertanya, "Yah, gimana... sempurnakah ia. Perempuan, kan ?". Ayah jawab, "Ya, perempuan. Sehat, lengkap, sempurna". Dan bergulirlah air mata ibumu tertumpah bahagia. Tak lama, bidan pun mendekatkan dirimu di samping tangan kanan ibumu. Lekat-lekat, ibumu menatapmu. Memeriksa kembali jemari kedua tanganmu, juga jemari-jemari kakimu. Dari tatapannya, ayah yakin ada doa dan harap yang melekat didalam dadanya. Pelukan dan tatapan ibumu adalah potret terindah di kelahiranmu. Ayahmu yang sederhana, juga sangat bahagia melihat ibumu bahagia.

Bagi ayah, tiada suara terindah yang menggetarkan jiwa selain panggilan pertamu saat kamu baru bisa bilang ayah. Kebahagiaan itu sungguh tak terkira. Ada anak cantik, pipinya gembil, rambutnya keriting, matanya indah, dan bilang : "Ayah..."

Ayah pun bermimpi, di surga nanti ayah bisa tetap jalan-jalan seperti kita jalan-jalan selama ini. Penuh canda, namun tetap kugenggam tangan kananmu yang hangat itu sepanjang jalan. Erat-erat, dan tak pernah kulepaskan. Karena sosok dan cintamu, bagi ayah adalah kehangatan sepanjang jaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun