Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Natuna, Inilah Strategi Terkuat Kepemimpinan Efektif

20 September 2021   06:09 Diperbarui: 23 September 2021   19:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serbuan kapal-kapal nelayan China di Laut Natuna Utara, cukup menyita perhatian publik di minggu ini, baik di medsos maupun di media mainstream. Bahkan beberapa media masa nasional mengangkat isu ini cukup intens dan frekwentif. Ada yang membahas dari sisi keamanan geopolitik, kesiapan kekuatan armada angkutan laut, hingga kekuatan diplomasi kementrian luar negeri dan pentingnya pembentukan konsep Nelayan Nasional Indonesia.

Akibatnya, aspek ketahanan, pertahanan dan kedaulatan negara, sekarang ini kembali dipertanyakan dan dipermasalahkan. Meski masalah ini cukup luas dimensi dan cakupannya, namun tidak ada salahnya bila kita kembali mendudukkan masalah ini pentingnya memahami kepemimpinan stratejik jangka panjang.

Kepemimpinan sendiri, bisa kita lihat sebagai media agar kita bisa "hidup lebih lama" dari usia yang diberikan Tuhan kepada kita. Koq bisa ?

Ya, karena kita bisa mewariskan kepemimpinan yang baik, efektif dan berdampak ini kepada pengganti kita. Tentu saja dengan proses suksesi dari satu generasi kepada generasi pengganti berikutnya.

Meski kita sudah meninggal dunia misalnya, seorang pemimpin masih bisa memberikan kontribusi dan amal kebaikannya. Sebuah amal jariah yang akan terus menerus mengalir apabila kepemimpinan yang kita jalankan dapat dijalankan lebih baik pada periode pengganti selanjutnya.

Dengan kata lain, efektivitas seorang pemimpin dapat diukur dengan seberapa banyak ia bisa melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan berkualitas yang jauh lebih baik dari dirinya sendiri.

Sungguh suatu hal yang patut disyukuri, bila seorang pemimpin itu dapat meninggalkan legacy atau warisan kepemimpinan yang elegan, empatik dan berdampak nyata bagi orang-orang yang pernah dipimpinnya dan setelahnya.

Masalahnya sekarang, bagaimana strategi jitu kepemimpinan di jaman yang multidisruptif ini tetap dapat kita perankan sebagai pemimpin yang kuat, efektif dan transformatif. Menurut hemat penulis, setidaknya dibutuhkan 5 aspek penting ini yang bisa dijadikan sebagai strategi terkuat kepemimpinan efektif.

1. Karakter yang baik, yaitu menjadi sosok yang patut diteladani dengan akhlak yang baik. Yaitu pribadi yang jujur, cerdas, amanah dan komunikatif, terlepas dengan gaya kepemimpinan seperti apa dia memimpin.

2. Visi yang jelas. Yaitu visi yang akan membawa mindset, orang-orang, sistem dan organisasi yang akan dibangunnya menjadi lebih baik, lebih tinggi, dan memberikan kontribusi berupa manfaat nyata bagi bagi organisasi, orang-orang yang dipimpinnya dan lingkungannya.

3. Punya keunggulan bersaing baik dari sisi ilmu, wawasan dan ketajaman analisisnya. Keunggulan ini mutlak dan tak dapat diganggu gugat. Meskipun demikian, ia pun piawai untuk memerankan kepemimpinan spiritual, situasional, digital, sekaligus transformatif bagi perubahan mindset, kepemimpinan tim intinya, dan organisasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun