Mohon tunggu...
Agung Iskandar
Agung Iskandar Mohon Tunggu... Jurnalis - Kerjakan doamu, Doakan kerjamu.

Salah satu dari jutaan manusia di bumi yang penuh dengan hasrat mencari jati diri sebenarnya serta berupaya memahami makna hakikat kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Esensi Ilmu Islam dan Implikasi terhadap Pendidikan Islam Era Globalisasi

4 Juli 2020   09:00 Diperbarui: 4 Juli 2020   10:03 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Era Globalisasi. Sumber: staialanwar.co.id

Oleh : Agung Iskandar

Ilmu adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh manusia dalam usaha-usaha untuk lebih mengetahui yang dicari untuk dapat dipahami serta meningkatkan pemahaman dari segala hal kenyataan dari segi alam manusia itu sendiri. Awal mula ilmu juga didasari dengan hubungannya dengan filsafat, yakni seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis serta dijabarkan dalam konsep mendasar, dari sinilah suatu ilmu itu muncul dari keingintahuan manusia akan sesuatu oleh akal pikirannya lalu dicari tau untuk dapat dibuktikan langsung agar dapat benar-benar terbukti tentang hal dari buah pemikirannya itu.

Semakin banyak pola pikir manusia akan kengintahuannya, maka banyak juga cabang bidang ilmu dalam bidang-bidangnya, misalnya : filsafat, kedokteran, astronomi, fisika, dan lainnya, Banyak sekali tokoh-tokoh pemikiran dalam bidang keilmuan dan hasilnya dapat kita semua pakai sekarang hasil keilmuannya dari zaman sebelum perkembangan Islam (Klasik Yunani) dan munculnya masa emas peradaban Islam (Islamic Golden Age). Lalu apa integrasi ilmu-ilmu islam dalam konteks era globalisasi saat ini ?

Pada saat ini manusia tengah mengalami kemajuan yang demikian pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat ilmu pengetahuan tidak henti hentinya meneliti, melakukan observasi dalam semua hal dan ber inovasi baik dalam bidang ilmu sosial maupun ilmu lainnya, untuk munculnya satu produk yang baru baik pemikiran maupun hasil penelitian dan eksperimen yang lebih baru dan canggih dari sebelumnya. Hal ini penunjukkan bahwa kegiatan berfikir tak pernah berhenti sepanjang hidup manusia. Inilah satu keniscayaan hidup.

Pada saat ini hampir tidak ada sisi kehidupan umat manusia yang belum tersentuh teknologi. Yang paling menonjol pada saat ini adalah teknologi informasi yang merambah kepada umat manusia di seluruh dunia. Hal ini berdampak pada arus globalisasi yang tidak terbendung yang mempengaruhi banyak hal, baik dalam bidak politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. Sains dalam konteks peradaban Islam dipandang sebagai sebuah tradisi ilmiah dan intelektual yang senantiasa berupaya untuk menerapkan metode-metode yang berlainan sesuai dengan watak subyek yang dipelajari dan cara-cara memahami subyek tersebut. Para ilmuan Muslim, dalam menanamkan dan mengembangkan beraneka ragam sains, telah menggunakan setiap jalan pengetahuan yang terbuka bagi manusia dari rasionalis (akal).

Pendidikan Islam di masa mendatang harus memberi prioritas pada materi pembelajaran yang akan membantu untuk menghasilkan ilmuan-ilmuan, teknologi-teknologi, dan insinyur-insinyur, serta kelompok profesional lain, yang peran dan kontribusinya sangat penting bagi kemajuan ekonomi. Tetapi hal juga berarti sebuah lembaga pendidikan Islam tidak sekadar berkepentingan untuk menghasilkan sejenis ilmuan, teknologi, atau insinyur, yang berbicara agama secara kualitatif, tidak berbeda dari mereka yang dihasilkan oleh kebanyakan pendidikan umum.

Tetapi, ia harus berkepentingan untuk mendidik ilmuan-ilmuan, insinyur-insinyur, serta teknologi-teknologi "jenis baru" yang terinternalisasi di dalam dirinya kebijakan dan pengetahuan, iman spiritual dan pikiran rasional, kreativitas dan wawasan moral, kekuatan inovatif dan kebaikan etis, serta sensivitas ekologis berkembang sepenuhnya secara harmonis tanpa meruntuhkan kemungkinan bagi mereka untuk mencapai keunggulan dan kegemilangan dalam bidang dan spesialisasi masing-masing.

Sementara itu implikasinya dalam aspek pendidikan sosial keagamaan, dengan paradigma integratif, para peserta didik akan diajak untuk berfikir holistik dan tidak parsial dalam menghayati majemuknya keyakinan dan keberagamaan. Misalnya, dengan melakukan kunjungan secara rutin ke tempat ibadah dari agama yang berbeda, dan mendapatkan penjelasan tentang prinsip-prinsip etik yang dimiliki oleh semua agama. Dengan itu juga siswa diberikan pemahaman, bahwa ada satu hal yang menyatukan semua agama dalam suatu ikatan yang disebut dengan "pengalaman ke-Esa-an" yang mana setiap agama punya tafsir berbeda sesuai dengan perspektif kitab suci masing-masing.

Selain itu diajarkan bahwa perdamaian di dunia dapat dicapai dengan pengalaman ke-Esa-an oleh setiap individu.Dalam proses ini pendidikan memainkan peranan yang menentukan dalam proses integrasi ilmu dan agama, suatu proses yang akan mengapresiasi hasil-hasil teoritis pengetahuan dan pengalaman praktis abadi-sifat Ilahi yang digali dari pengalaman pribadi masing-masing. Dari sini dengan sendirinya tumbuh imajinasi kreatif untuk menghayati pola keyakinan yang bersifat majemuk, sehingga tumbuh kesadaran kreatif untuk menghormati orang lain yang mempunyai keyakinan dan agama yang berbeda.

Integrasi sains dan teknologi berimplikasi pada pendidikan Islam antara lain: pertama, berimplikasi dalam hal kurikulum, mengantarkan peserta didik agar memiliki hasrat dan kemampuan untuk melakukan penelitian (riset) pada bidang-bidang sains untuk kemudian menemukan "titik sambungnya" dengan realitas objektif yang terjadi pada wilayah keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun