Mohon tunggu...
Agung Wahyu Handaru
Agung Wahyu Handaru Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bisnis dan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Harmonisasi Tuan Rumah Wisata dan Wisatawan

12 Juni 2021   09:09 Diperbarui: 12 Juni 2021   09:06 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Keberhasilan program pariwisata umumnya diukur dari beberapa hal seperti jumlah kunjungan atau lama tinggal dalam konteks akomodasi perhotelan. Akan tetapi ada elemen lain yang juga sangat penting dalam mengukur keberhasilan pariwisata khususnya dikaitkan dengan konsep community-based tourism atau pariwisata berbasis masyarakat. Kondisi yang harus dievaluasi dalam menilai keberhasilan program pariwisata tersebut adalah:

  • Keberhasilan Masyarakat Menerapkan Manajemen Pariwisata Secara Organisasional

Fakta yang banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia adalah lokasi wisata yang indah namun tidak ada pihak yang mengelolanya. Kondisi ini bukan berarti harus selalu di lokasi yang terpencil, tapi juga ditemukan di lokasi yang aksesnya relatif mudah. Sering kita jumpai lokasi wisata dikelola oleh pihak pemerintah daerah, namun banyak juga lokasi wisata yang tidak dikelola siapapun. Pada kasus seperti ini umumnya pengelolaan lokasi wisata hanya dijaga oleh warga sekitar dengan harapan adanya uang parkir atau uang masuk ke lokasi yang didapat seadanya tanpa aturan yang jelas. Kondisi seperti ini jelas tidak kondusif bagi industry pariwisata yang berkualitas. Masyarakat perlu didorong dan didukung untuk menjadi pemain utama dalam aktifitas pariwisata lokal, dengan terlebih dahulu diberikan penguatan kompetensi dan literasi yang relevan dengan program pariwisata. Pada intinya, lokasi wisata perlu dikelola secara kelembagaan atau organisasional, baik oleh pemerintah daerah maupun swasta dengan manajemen profesional.

  • Kontribusi Pariwisata Terhadap Kelestarian Lingkungan

Keberhasilan program pariwisata juga bisa diukur dengan sejauh mana aktifitas pariwisata tidak mengganggu kelestarian alam asli di wilayah tersebut. Aktifitas wisata tidak boleh mencemari air laut, mengotori pasir pantai, menciptakan tumpukan sampah, atau merusak vegetasi dan fauna yang ada di sekitar lokasi wisata. Khusus untuk pengelolaan limbah dan sampah wisata, masyarakat harus tampil pertama kali untuk mempromosikan wisata ramah lingkungan, dengan konsisten memberikan edukasi dan contoh tindakan nyata. Masyarakat juga harus aktif mengawasi dan mengajak semua elemen wisata agar memperhatikan secara seksama bagaimana perilaku wisatawan yang berpotensi merusak kelestarian alam. Upaya persuasif hingga penegakan aturan yang lebih tegas harus diberlakukan bagi siapapun yang terpantau merusak kelestarian lokasi wisata. Namun lebih jauh lagi yang perlu dilakukan masyarakat pengelola lokasi wisata adalah menanamkan kesadaran bagi wisatawan dan warga sekitar untuk bersama-sama menjaga kondisi alam

  • Terciptanya Keharmonisan Antara Warga Lokal Dengan Wisatawan

Wisatawan yang datang ke lokasi rekreasi harus diposisikan sebagai mitra warga lokal. Maksud dari mitra ini adalah wisatawan tidak boleh dieksploitasi sebagai sumber uang, tetapi diperlakukan dengan pelayanan terbaik. Dari upaya ini akan tercipta sinergi yang kuat antara masyarakat dan wisatawan. Bentuk dari sinergi yang saling menguntungkan adalah promosi secara tidak langsung dari wisatawan setelah merasakan pengalaman berekreasi. Saat ini media sosial merupakan alat promosi yang sangat efektif bagi destinasi wisata, dan hubungan yang harmonis antara wisatawan dan warga lokal akan membantu promosi tersebut. Keharmonisan antara tuan rumah pariwisata dengan pengunjung wisata terbangun melalui sebuah proses dimana kedua pihak memiliki kontribusi. Tuan rumah harus mampu mengajak pengunjung untuk Bersama-sama menciptakan benefit bagi semua pihak. Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman wisata yang berkesan dan tidak terlupakan, sekaligus berkontribusi pada sustainability pariwisata dengan ikut aktif merawat, menjaga, melestarikan, dan melindungi asset pariwisata ditempat mereka berkunjung. Untuk itulah program edukasi bagi tuan rumah wisata dan pengunjung menjadi hal yang wajib. Pengunjung bisa dikondisikan dengan sebuah program edukasi berupa presentasi penyuluhan yang dirancang di awal kegiatan rekreasi. Dengan model ini semua wisatawan yang datang ke lokasi wisata akan memiliki dasar pengetahuan dan kesadaran untuk menjadi wisatawan yang ramah lingkungan. Kerjasama dengan pemandu wisata juga bisa dilakukan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian lokasi wisata. Pesan-pesan penting ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, dan itu memerlukan kreatifitas dan inovasi dari tuan rumah wisata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun