Karena saya karyawan sebuah perusahaan, hari dan tanggal dimana saya mendapatkan gaji adalah hari yang membahagiakan. Terbayang sejumlah uang yang masuk ke tabungan, terbayang bisa membelikan istri baju baru dan membelikan susu untuk anak yang masih balita. Sedikit meringankan beban hidup. Sedikit memperpanjang nafas.
Seperti hari ini, muka-muka cerah menghiasi wajah rekan-rekan sekantor, setelah satu bulan bekerja keras, saatnya menuai hasil, berupa gaji bulanan. Walaupun kadang gaji sebulan itu habis dalam waktu singkat, tapi tetap saja, hari seperti hari ini menjadi hari yang sangat dinanti-nanti oleh semua karyawan.
Rutinitas yang menjadi penting hari ini adalah membuka slip gaji, melihat besaran gaji dalam satu bulan adalah seni tersendiri, ada yang mengeluh, karena lemburan yang berbeda dengan aktual. Banyak juga orang yang kaget termasuk saya sendiri. Ternyata bulan ini gaji yang saya dapatkan hampir 2X lipat dari gaji biasanya.
Selain berucap Syukur Alhamdulillah, Sejenak saya merenung dan mengurai kembali pekerjaan saya 1 bulan berjalan. Ternyata saya memiliki banyak lembur, dalam satu bulan, dan lembur itulah yang mendongkrak gaji saya menjadi lebih banyak. Tentu saja saya senang, karena berarti semakin banyak uang yang bisa dibawa pulang, buat istri, buat anak, buat keluarga tercinta.
Dalam 1 bulan total 4X hari sabtu saya berada di kantor, Lebih dari 10 hari kerja saya pulang diatas jam 8 malam, bekerja, demi sebuah project baru yang katanya sangat penting bagi perusahaan. Terbayang betapa banyak waktu yang saya habiskan dikantor, jika dihitung, lebih banyak dibandingkan waktu berada dirumah.
Saya tersenyum miris dan sedikit menyesal, menyadari fakta bahwa, saya tidak punya banyak waktu untuk keluarga. Terlalu sering saya meninggalkan mereka, demi pekerjaan, demi uang yang banyak. Demi pekerjaan dan tanggung jawab yang harus saya pegang.
Sungguh sebuah pilihan yang sulit, karena keduanya sama-sama penting. Walaupun demikian, sudah saatnya harus memutuskan pilihan untuk lebih memperbesar waktu bagi keluarga tanpa melupakan tanggung jawab pekerjaan. Harus seimbang antara keluarga dan pekerjaan.
Mulai sekarang, harusnya tidak ada lagi kekagetan dalam melihat slip gaji, karena nilainya pasti akan wajar saja, tidak terlalu banyak tapi pasti lebih membahagiakan hati, karena punya banyak waktu untuk keluarga, dan kebahagiaan berkumpul dengan keluarga tidak bisa dibandingkan dengan slip gaji, sebesar apapun nilai yang tertera didalamnya.
Mari seimbangkan pekerjaan dan keluarga, boleh lembur tapi harus tetap menjaga keharmonisan keluarga.
Cikarang/24 February 2012/23.10
Yang sibuk bekerja, jangan lupakan keluarga