Mohon tunggu...
Agung Wibowo
Agung Wibowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Masih belajar menulis, mencurahkan isi pikiran, buat perkembangan diri sendiri, jika bermanfaat bagi orang lain, itu adalah bonus buat saya, Selamat menikmati, mohon masukkannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluarga : Benteng Perlindungan Bagi Anak

21 Desember 2013   22:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:39 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Miris membaca berita tentang Adit, anak kecil berumur 8 tahun yang dianiaya oleh ibu tirinya. Disaat seharusnya anak sekecil itu menerima kasih sayang dan bimbingan dari keluarganya, justru ditangan ibu tirinyalah terjadi penganiayaan yang mengakibatkan luka disekujur tubuhnya. Apapun alasannya penggunaan kekerasan bukanlah cara yang baik, apalagi terhadap anak kecil. Tampaknya peran keluarga sebagai tempat yang aman untuk tumbuh dan berkembang bagi seorang anak mulai luntur.

Jika ada pertanyaan mengenai dimana tempat terbaik untuk tumbuh dan berkembang seorang anak, bagi penulis jawabannya cuma satu : Dimanapun bisa asalkan berada dalam keluarga yang harmonis, saling menyayangi dan mwnghormati antar anggota keluarga. Tidak ada yang mendominasi, tidak ada yang lebih menguasai dan tidak ada kekerasan didalamnya.

Keluarga sebagai elemen terkecil di dalam masyarakat seharusnya menjadi benteng perlindungan pertama sekaligus terakhir bagi anak. Dari keluargalah pendidikan dan nilai-nilai kehidupan pertama kali ditanamkan. Ibarat kertas putih, anak bisa dibentuk oleh keluarga dimana mereka diasuh.

Setiap hari mereka merekam apa yang ada disekitar dan mencoba untuk memahami lebih lanjut. Mereka belum mengerti apa yang baik atau tidak baik, apa yang berbahaya dan tidak berbahaya. Semua informasi mereka lahap dan cerna.

Peran keluarga sebagai benteng perlindungan pertama yang menjaga anak dari hal-hal buruk yang mungkin akan mereka hadapi ketika telah besar, berawal dari ketika anak masih kecil, seperti cerita kertas putih diatas. Keluarga harus memberi pemahaman kepada sang anak tentang setiap informasi yang masuk, sebaiknya juga dengan memberi contoh. Karena anak cenderung melihat apa yang dilakukan oleh orang yang dekat dengan mereka. Bukan mendengar apa yang diceritakan saja.

Ironisnya, terkadang tanpa sengaja, keluarga justru memberi contoh yang tidak baik kepada anak. Seperti tindakan kekerasan yang dilakukan dalam rumah tangga, atau melakukan perbuatan yang tidak baik didepan anak, dilakukan berulang-ulang sehingga saat mereka besar perbuatan tersebut dianggap bukan sesuatu yang salah oleh sang anak.
Disinilah seharusnya fungsi keluarga sebagai benteng pertama perlindungan anak. Yang akan membuat sang anak mengerti nilai-nilai kehidupan yang baik, sebagai bekal mereka ketika dewasa.

Keluarga juga merupakan benteng perlindungan terakhir bagi seorang anak yang telah beranjak dewasa. Ketika masalah datang, ketika kegagalan demi kegagalan menjadi hal yang biasa mampir dikehidupan. Jalan terbaik untuk kembali adalah keluarga. Keluargalah yang akan terus mendukung dan memberi semangat untuk menghadapinya.

Itulah peran penting keluarga bagi kehidupan seorang anak, saat masih kecil, keluargalah yang akan membimbing anak melewati fase kehidupan menuju dewasa. Sekaligus memberi bekal yang cukup. Saat dewasa, keluarga menjadi pendukung dan penyemangat yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun.

Jadi sebagai orang tua, mari menjadikan keluarga sebagai benteng perlindungan pertama buat anak. Sebagai anak, mari jadikan keluarga sebagai benteng perlindungan terakhir. Caranya dengan membentuk keluarga yang harmonis, saling mengerti, memahami, menghormati setiap anggota keluarga. Hindari menggunakan kekerasan dalam keluarga, ganti dengan kasih sayang yang saling menguatkan.

Semoga tidak ada lagi kekerasan dalam rumah tangga, terlebih lagi terhadap seorang anak.

Lippo Cikarang, 21/Desember 2013 12.02

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun