Mohon tunggu...
Agung Dwi
Agung Dwi Mohon Tunggu... Editor - When the night has come

Menulis - Menyunting - Mengunggah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasih Bayangan

24 Oktober 2019   17:27 Diperbarui: 24 Oktober 2019   19:14 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekasih Bayangan (istimewa).

"Iya. Dan menikah."

"Aneh ya."

"Iya."

***

"Aku mungkin sangat melukainya," kata Andaru kepada seseorang di depannya. Kini, setelah 2 tahun pernikahannya---setidaknya itu yang masih diingat Andaru---istrinya meninggalkannya. Ia tak ingat apa pun. "Ini seperti ada yang memblokade ingatanku," katanya lagi,

"Apa yang kamu ingat sejauh ini?" tanya orang itu.

"Kami pertama kali bertemu di stasiun---cerita ini sering kami ulangi sebelum tidur---ketinggalan kereta, berbincang-bincang untuk menunggu kereta pertama, dan selesai. Lalu, kami bertemu lagi dan menikah."

"Lalu?"

"Kami bertemu lagi dan menikah sebulan kemudian. Kami pindah ke apartemen baru. Hidup layaknya pasangan suami istri baru. Dan istriku tiba-tiba membeli sebuah lukisan."

"Lukisan?" tanya orang itu. Ia mencoba menggali tentang lukisan itu. Barangkali dengan lukisan itu, Andaru bisa membuka blokade yang memutus ingatannya. "Lukisan seperti apa?"

"Aku menyebutnya, Kekasih Bayangan, lukisan hitam putih. Seingatku, aku tak pernah bilang ke dia kalau aku menyebut lukisan itu Kekasih Bayangan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun