Mohon tunggu...
Agung Dwi
Agung Dwi Mohon Tunggu... Editor - When the night has come

Menulis - Menyunting - Mengunggah.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mengakhiri Kutukan Vinales di MotoGP Musim 2018

12 Maret 2018   17:05 Diperbarui: 12 Maret 2018   20:47 2350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alex RIns (42) mengasapi Maverick Vinales (25) dan Valentino Rossi (46) di Sirkuit Motegi, Jepang. Foto: MCN

Suzuki ingin mengakhiri kutukan Vinales pada musim ini. Di tes pramusim, Iannone dan Rins berkali-kali masuk lima besar. Hasil positif yang bakal meningkatkan semangat tim Hamamatsu.

Perpindahan Maverick Vinales ke Yamaha pada akhir musim 2016 meninggalkan luka yang menganga bagi Suzuki. Tanpa Vinales, Suzuki kehilangan arah. Ya, berkat Maverick, Suzuki bisa mengakhiri puasa juara seri semenjak GP Le Mans, Prancis, 2007.

Kala itu, Chris Vermeulen berhasil membawa Suzuki GSV-R finis di urutan pertama di trek basah. Berbeda dengan kemenangan Vermeulen, kemenangan Top Gun, julukan Vinales, lebih istimewa. Vinales membawa Suzuki menang di Silverstone, Inggris, dalam kondisi trek kering. Ini yang bikin Suzuki kehilangan sekali.

Untuk menutupi lubang yang ditinggalkan Vinales, Davide Brivio--sang manajer Suzuki Ecstar--menunjuk Andrea Iannone dan Alex Rins pada musim 2017. Andrea yang berhasil memenangkan satu grand prix bersama Ducati diplot sebagai pebalap utama, sementara Alex Rins, sang rookie,diharapkan bisa mengikuti jejak Maverick.

Iannone datang ke garasi Suzuki bersama kepala mekaniknya, Marco Rigamonti. The Maniac--sebutan Iannone--lebih nyaman motornya disetting oleh Rigamonti dibanding mekanik lainnya.

Di seri awal musim 2017, kedatangan Iannone dan Rins cukup menjanjikan. Iannone bisa bersaing dengan Marc Marquez di Qatar tahun lalu, meski akhirnya ia harus tersungkur. Iannone pun mengakui, dibandingkan Ducati, Suzuki punya kekuatan yang bisa dimaksimalkan. "Suzuki punya kecepatan di tikungan cepat dan kelincahan," ujar Iannone.

Sayang seribu sayang, Suzuki Ecstar justru dirundung kesialan. Rins mengalami cedera dan absen di beberapa balapan awal. Iannone pun jadi lone wolf Suzuki, meski di beberapa balapan, Rins digantikan oleh pebalap lain.

Absennya Rins, plus masih awamnya Iannone dan kepala mekaniknya pada Suzuki GSX-RR makin memperburuk performa pabrikan asal Jepang ini. Tengok saja, musim kemarin, The Maniac lima kali gagal finish dan empat kali finish di luar poin. Posisinya tercecer. Bahkan, legenda Suzuki Kevin Schwants meminta Iannone berhenti menjadi rider MotoGP jika tak bisa meningkatkan performanya.

Rins pun baru kembali lagi di Assen, Belanda. Prestasinya tak jauh beda dengan Iannone. Finis di luar poin di empat balapan.

Banyak faktor memang yang menyebabkan Suzuki tak bisa berbuat banyak. Pertama, Suzuki merekrut dua pebalap yang awam dengan mesin GSX-RR. Kedua, kepala mekanik Iannone pun awam dengan motor Jepang itu. Ketiga, kesalahan pemilihan konfigurasi mesin oleh Iannone pada pramusim 2017.

Pabrikan yang bermarkas di Hamamatsu, Jepang, pun bergerak cepat. Mereka merelakan musim 2017 dan langsung menatap musim 2018 semenjak GP Aragon. Kedua pebalapnya menjalani tes privat di Aragon. Mereka mengetes komponen baru, seperti aero-fairing dan mesin untuk musim 2018.

Iannone (#29) dan Rossi (#46) bersenggolan di Philip Island, Australia. Foto: Crash
Iannone (#29) dan Rossi (#46) bersenggolan di Philip Island, Australia. Foto: Crash
Hasilnya boom, di Motegi, Jepang, Iannone dan Rins berhasil finis di urutan 4 dan 5. Di Philip Island, Australia, Iannone bersaing ketat dengan Marquez, Valentino Rossi, Johann Zarco, dan Vinales. Di seri terakhir, Rins berhasil finis di urutan keempat. Kado akhir musim yang bikin petinggi Suzuki di Hamamatsu tersenyum.

Semringah di Pramusim 2018

Janji petinggi Suzuki untuk menciptakan motor yang lebih baik dibayar sudah saat tes pramusim. Mesin GSX-RR dikembangkan dari basis mesin Suzuki 2016, mesin yang mengantarkan Vinales juara. Hamamatsu pun menyempurnakan sasis, fairing, dan knalpot di motor GSX-RR.

Hasil positif di tes awal musim ini seperti kelanjutan performa apik Suzuki di akhir musim lalu. Tes di Sepang, akhir Januari lalu, catatan Alex Rins hanya terpaut 0,518 detik dari Jorge Lorenzo dan Iannone berjarak 0,785 detik. Di tes itu, Rins berada di posisi 6 dan Iannone 13.

Bergeser ke Buriram, Thailand, catatan waktu Rins semakin membaik. Di klasemen, Rins duduk di posisi 5 dan hanya terpaut 0,397 detik dari pemuncak, Dani Pedrosa. Sementara itu, sang pebalap utama, The Maniac, berada di posisi 15. Selisih 0,937 detik dari Pedrosa.

Saat tes terakhir, di Losail, Qatar, Suzuki GSX-RR sempat memuncaki time tablelewat The Maniac di hari kedua. Di akhir sesi, Iannone berada di posisi 6 dan Rins di posisi 8. Selisihnya cuma 0,562 dan 0,630 detik dari Johann Zarco.

Hasil tes selama awal musim ini tentu membuat seluruh penggawa Hamamatsu tersenyum. Aura positif di paddockSuzuki kembali terasa lagi. Ken Kawaguchi, Technical Manager Suzuki Ecstar, puas dengan hasil tes pramusim Suzuki.

"Secara keseluruhan, ini adalah tes yang memuaskan. Meski di hari ketiga Iannone absen karena sakit, di hari kedua, Iannone sukses merampungkan simulasi balapan dan dia berhasil mengumpulkan informasi sebelum lomba," ujar Kawaguchi selepas tes di Losail.

Rins mengendarai Suzuki GSX-RR 2018. Foto: MCN
Rins mengendarai Suzuki GSX-RR 2018. Foto: MCN
Davide Brivio pun mengkonfirmasi kepuasan Kawaguchi. Menurutnya, semua orang di Suzuki Ecstar sudah siap menghadapi seri awal di Losail, Minggu depan. "Tes pramusim di Qatar kemarin, Alex menunjukkan kecepatan yang bagus saat simulasi lomba. Aku rasa, kami sudah siap balapan sekarang," ujar Brivio.

Kedua pebalap, Iannone dan Rins, juga sama-sama optimistis menghadapi musim 2018.  Kepercayaan diri yang tidak ada pada musim 2017 kini kembali hadir. "Aku tidak sabar balapan. Kami punya paket motor yang bagus," kata Rins optimistis.

Iannone dan Rins musim ini bakal lebih tahu seluk-beluk motor Suzuki mereka. Ya, ini artinya mereka bakal menghentikan kutukan Vinales. Setidaknya musim ini salah satu di antara mereka bakal memenangi satu seri. Misi selanjutnya bagi pabrikan Hamamatsu ini tentu saja memecahkan kutukan Kenny Roberts Jr, pebalap terakhir Suzuki yang jadi juara dunia 500cc pada musim 2000.

*Tulisan kelima preview MotoGP 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun