Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepucuk Surat Pengemis Malam

5 Maret 2021   06:42 Diperbarui: 5 Maret 2021   06:52 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surat untuk pengemis malam
Petang telah berganti tapi kau masih duduk di teras sebuah minimarket..
Dengan sabar menunggu uluran tangan..
Yang iba padamu sampai ku lihat seberang jalan..
Wajah keriputmu mengikis iba itu..
Bersama dengan cucumu.. Yang kau asuh.. Memelas.. Saat dilewati satu persatu pembeli..
Sambil ku tuliskan sepucuk surat ini padamu..
Sambil ku bertanya pula padanya pemberi hidup..
Kau ini mengemis atau mencari nafkah mbah...
Ko  setiap hari.. Seperti tak ada jedanya..
Moga kau sehat selalu..
Sambil tanya dalam hatiku..
Yang teraduk-aduk apa kau ini pengemis permanen..
Yang tak punya pekerjaan lain tuk mengais rejeki..
Biarlah dirimu yang menjawabnya..
Dengan ke ikhlasan hati memberimu sepeser uang..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun