Mohon tunggu...
Agung Kuswantoro
Agung Kuswantoro Mohon Tunggu... Administrasi - UNNES

Pengin istiqomah dan ingin menjadikan menulis menjadi kebiasaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Beriman Dulu, Lalu Beramal Sholeh?

18 September 2017   08:40 Diperbarui: 18 September 2017   08:55 2244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal sholeh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang ang baik amalannya (Surat Alkahfi ayat 30).

 ***

Ayat tersebut menjelaskan balasan atas orang-orang yang beriman berupa surga. Ayat sebelumnya memaparkan atas balasan bagi orang yang mengingkari atas kebenaran Alqur'an. Saya  berpikir mengapa pada ayat tersebut kalimat yang digunakan adalah orang yang beriman? Padahal, dalam kehidupan kita mengenalnya orang Islam.

Menurut saya, dalam tauhid dikenalkan dengan istilah Islam, iman, dan ihsan. Islam seseorang harus dibuktikan dengan keimanannya terhadap Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan qodho, serta qodarnya. Orang Islam tak sekedar mengucapkan syahadat melalui lisan. Tetapi harus diyakini dan dikerjakan atas yang dikatakan tersebut. Meyakini dan melakukan itulah yang disebut iman.

Jadi, bisa dikatakan keyakinan dan perbuatan dari orang Islam, itulah iman. Terlebih keyakinan dan perbuatan tersebut dibenarkan melalui hati. Itulah, keimanan yang sesungguhnya. Lalu, beramal shaleh adalah dampak atas keimanan seseorang. Tidak mudah melakukan amal sholeh, tanpa didasari rasa keimanan. Dasar paling utama untuk melakukan kebajikan adalah iman.

Misal, ada batu di jalan yang mengganggu lalu lalang kendaraan, jika ada orang yang ingin berbuat amal shaleh, maka cukup sederhana yaitu menyingkirkan batu tersebut di jalan. Ia berkeyakinan melalui perbuatan tersebut, mampu memberikan nilai-nilai kecintaan terhadap Allah dan membuktikan akan perintah Rasul berupa saling tolong-menolong. Ia yakin amalan sekecil apa pun Allah akan mencatat di buku kebaikannya kelak di akhirat. Pekerjaan sepele, namun memberikan dampak yang luar biasa. Terlebih ia meyakininya hingga ke akhirat. Itulah contoh sederhana atas iman dan amal shaleh.

Dengan demikian, ternyata logis, ada nilai keyakinan dan ada nilai aplikasi. Yakin dan perbuatan harus dikerjakan dalam satu kesatuan. Tidak dapat dipisahkan satu per satu. Tetapi, harus dilakukan satu paket. Waallahu'alam.

Semarang, 17 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun