Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Masalah Telat Menikah, Asal...

17 Februari 2017   05:48 Diperbarui: 17 Februari 2017   06:00 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pelaminan- dokumentasi pribadi

Istri punya teman karib, usianya beberapa tahun di atas saya. Mereka dua perempuan, kalau berbincang betah berlama-lama. Saya cukup memaklumi, namanya juga sedang ngobrol dan ketemu sahabat. Selama tidak lupa waktu dan pekerjaan rumah, sengaja saya tidak menegur istri.

Saya yakin, istri pasti senang dikunjungi sahabatnya. Selain sebagai hiburan, sekalian membantu teman meringankan beban perasaan. Kadang kita sendiri juga butuh orang lain, untuk sekedar menjadi pendengar curhatan.

Dari cerita istri saya ketahui, kalau teman perempuan ini belum menikah. Segala upaya tengah dilakukan, namun belahan jiwa belum juga menghampiri. Waktu terus berjalan, sampai usia merambat empat puluh belum juga bertemu jodoh. Kegigihan itu tetaplah nampak, tergambar dari cerita ulang istri kepada saya.

Sebagai manusia biasa, apalah daya kita meski terhadap diri sendiri. Kita sama sekali tidak punya kuasa, mengetahui peristiwa apa yang hendak kita hadapi. Pengetahuan manusia sangatlah terbatas, bahkan pada peristiwa yang akan terjadi semenit dua menit ke depan.

Dari keterbatasan pengetahuan inilah, sebaiknya kita tidak sembrono mengambil sikap. Tak gampang mencela dan meremehkan, keadaan yang terjadi pada orang lain terlebih teman yang dikenal. Istilah roda kehidupan terus berputar, benar adanya hukum alam berlangsung demikian.

Bisa saja hari ini kita sedang berjaya, bukan mustahil hari esok atau lusa berganti kisah. Atau hari ini ada orang lain sedang kesusahan, esok atau lusa senyum akan mengembang di wajah mereka.

Maka apabila teman sedang butuh bantuan, kalau sanggup tak ada salah membantu. Kalaupun tidak bisa meringankan beban, minimal jaga lisan jangan menyakiti perasaan. Karena bisa saja suatu saat, giliran kita sendiri justru yang membutuhkan bantuan.

-o0o-

Minggu pagi sebuah kabar terdengar, sahabat perempuan istri hendak menikah. Rupanya seorang duda melamar, setelah dua tahun istri pertama meninggal. Sang duda adalah bapak dengan tiga anak dewasa, bahkan sudah menjadi kakek untuk dua cucu.

Ada “drama” terjadi, dibalik kabar pernikahan yang terkirim ke chat istri. Peristiwa yang harusnya menggembirakan, mendapat perlawanan anak-anak mempelai laki laki. Entah apa alasannya, saya tidak terlalu menyimak dan tidak ingin tahu lebih jauh.

Nyatanya pernikahan akhirnya berlangsung, hanya keluarga dekat yang diundang sebagai saksi. Pernikahan sekadarnya, paling utama adalah moment ijab kabul. Agar berdua hubungan suami istri syah, baik dari sisi agama atau hukum negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun