Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sayangi Istri dengan Mendampingi Saat Melahirkan

27 Juli 2017   04:33 Diperbarui: 27 Juli 2017   05:04 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses melahirkan itu luar biasa- dokumentasi pribadi

Saya seorang laki laki, dipercaya kehidupan untuk menjadi seorang suami sekaligus seorang ayah. Mungkin anda juga berperan seperti saya, mengemban tugas mulia keamanahan. Peran yang tidak sembarangan, terdapat tanggung jawab besar kelak dipertanggungjawabkan.

Kadang saya tidak habis mengerti, mendapati kabar tentang suami yang melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).  Lelaki yang secara fisik lebih perkasa, tega (misal) memukul, menampar, mendorong, mengumpat perempuan telah dinikahi secara syah.

Untuk alasan apapun, tak pantas seorang kepala keluarga berlaku aniaya pada istri dan buah hati. Kalaupun memang sedang ada  permasalahan,  pasti bisa diselesaikan dengan cara baik-baik tanpa ada kekerasan.

Suami yang notabene pelindung anggota keluarga, tak elok bertindak semena mena pada istrinya. Ayah yang smestinya membelai sayang rambut anaknya, tak boleh berlaku kasar pada tubuh kecil butuh kehangatan.

Apa patut masih disebut suami atau ayah, bagi yang gemar berperangi  masam dan kerap menghamburkan kalimat kotor. Bahkan ada lho suami sengaja menelantarkan anak istri, melepas tanggung jawab pergi entah kemana rimbanya.

Menurut data dari Komnas Perempuan, terdapat 259.150 kasus laporan perempuan atas KDRT terjadi pada tahun 2016. Kekerasan pada ranah personal mencatat kasus paling tinggi, pada angka 245.548 adalah kekerasan terhadap istri berujung pada perceraian. ( Sumber SINI )

Belajar Menjadi Suami Sekaligus Ayah yang Baik

Istri adalah perempuan yang telah berkorban, merelakan diri hidup terpisah dari orang tua kandung. Hal ini dengan sadar dilakukan, untuk alasan menerima pinangan lelaki pujaan, pria yang telah sanggup menaklukkan hatinya.

Para suami yang sholeh dan baik, perhatikan betapa besar pengorbanan istri di awal pernikahan. Perempuan yang  kalian "ambil" dari orang tua, telah ikhlas menemani dan mengabdi pada sang suami, dalam keadaan lapang atau sempit dalam suka maupun duka.

Coba laki laki mana tidak bahagia, mendapat perlakuan begitu istimewa dari istri dikasihi. Sebagai suami yang bertanggung jawab, wajib hukumnya memberi perlakuan terbaik pula untuk belahan jiwa.

Rasulullah manusia sempurna bersabda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun