Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Liburan Hemat Ala Saya Liburan Anti Boncos yang Patut Dicoba

30 Mei 2025   07:20 Diperbarui: 30 Mei 2025   07:20 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liburan bareng keluarga di daerah Bogor- dokpri

Soal berhemat, sebenarnya bukan hal baru bagi saya. Berhemat tidak lagi sekadar gaya hidup, tapi sudah menjadi keseharian karena tuntutan keadaan. Latar belakang saya dari keluarga sederhana, bapak guru SD dan ibu pedagang sembako di pasar desa.

Keadaan di rumah dan didikan orangtua, membentuk sikap dan keputusan saat merantau. Setelah bekerja dan punya gaji, saya mengatur uang sedemikian rupa. Agar pengeluaran tidak boros, uang yang ada cukup digunakan sampai gajian berikutnya.

Eit's, soal pengaturan keuangan, tidak semata untuk diri sendiri. Semasa bujangan di Surabaya, saya punya post untuk mentraktir keponakan. Saya mendengar cerita, setiap akhir pekan tiga keponakan menunggu om-nya datang.

Biasanya mereka saya ajak jalan- jalan, membeli makanan atau jajanan kesukaan. Kalau rejeki sedang berlebih, saya tak enggan membelikan baju atau mainan. Keponakan paling besar, pernah sekali saya ajak ke tempat kerja.

Liburan ala kadarnya, saya lakukan dengan senang hati. Sebagai tanda balas budi, karena  kakak dan istrinya berjasa besar. Saya sudah ceritakan di tulisan sebelumnya, pernah numpang di rumah kakak di awal merantau.

Liburan dengan keponakan di minggu pagi, dengan naik motor keliling kota Surabaya. Mampir makan rujak petis, dulu warungnya di sekitar pasar Kapasari. Sembari pulang ke rumah, mampir membeli minuman sinom di depan Stadion Tambaksari. 

Yes, liburan hemat ala saya liburan anti boncos yang patut dicoba.

---- --- --

Kebiasaan semasa bujang, terbawa sampai menikah dan beranak pinak. Mayoritas uang dipunya, dialokasikan untuk kebutuhan keluarga. Saya memakai seperlunya, toh istri masak di rumah. Baju dicuci dan disetrika istri, saya membantu sebisanya.

Sekarang uang disimpan, diprioritaskan untuk biaya sekolah anak- anak. Agar tidak tercampur dengan uang belanja, kami membuat rekening khusus sekolah anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun