Lebaran yang baru lewat, tentu meninggalkan banyak cerita. Bisa cerita menyenangkan, karena ketemu sanak saudara. Sangat mungkin, terselip cerita tidak mengenakkan. Lebaran di negeri tercinta, ceritanya memang gado-gado.
Saat sedang bercengkrama, biasanya ada saja yang membuat suasana menjadi ambyar. Ada satu saudara, kerabat atau teman yang julid di tempat tak semestinya. Mereka mengulik hal yang tidak semestinya, membuat yang ditanya hatinya terusik.
Adalah pertanyaan, "Kapan nikah", "Mana calonnya, kok masih sendiri saja", "Kamu tuh ya, padahal ganteng/ cantik, tapi kok" dan pertanyaan semisal yang menyebalkan.
Pertanyaan yang tidak elok, ditanyakan di tempat umum. Membuat yang ditanya sewot, sekilas si penanya puas menjatuhkan orang lain. Dampaknya lumayan panjang, kejadian tersebut akan diingat-ingat seumur hidup.
Ya, setiap orang memiliki jalan takdir sendiri-sendiri. Sebaiknya jangan dibandingkan, sebaiknya jangan disandingkan. Termasuk takdir jodoh, yang sangat di luar kuasa manusia.
Saya pernah ceritakan di beberapa artikel, pengalaman berliku-nya menemukan tambatan hati. Entah, tak terhitung berapa kali saya berusaha. Berkenalan , ta'aruf dengan lawan jenis, nyatanya gagal dan gagal lagi.
Segala cara dikerahkan, bahkan sampai ikut acara kontak jodoh di Radio. Pun minta dicomblangi, teman sekantor dan sepergaulan. Layaknya melamar pekerjaan, susahnya minta ampun musti berdarah-darah.
Setelah semua itu berhasil terlewati, saya merasakan bahwa skenario kehidupan itu dahsyat. Bahwa setiap uji dan cobaan, pasti akan membawa hikmah besar di kemudian hari.
Saya bersua belahan jiwa, memasuki usia awal kepala tiga. Lewat dari tenggat pernah saya ingini, yaitu menikah di umur duapuluh lima tahun. Tetapi di balik semua itu, ada hikmah besar yang saya rasakan. Hikmah yang tidak mungkin saya dapati, sekiranya menikah sesuai target pribadi.
Kompasianer yang milenial atau gen z, sedang berjuang menemukan belahan jiwa. Jangan pernah berhenti berusaha, nikmati segala jerih payah dan perjuangannya. Hadapi nyinyiran atau orang-orang julid, dengan hati yang lapang---meski sulit. Biarkan waktu yang akan menjawab, atas setiap usaha yang kita kerahkan.Â