Alhamdulillah, kita berada di hari Jumat. Hari mulia dan atau hari perayaan sepekan, khususnya bagi kaum muslim. Maka diantara sudara seagama, banyak yang memanfaatkan hari luar biasa. Untuk melakukan kebaikan, diantaranya berbagi di salah satu waktu di hari Jumat.
Saya diamanahi donatur, mengawal kegiatan berbagi di Jumat berkah. Di dua tahun pertama, melalui payung Komunitas. Kemudian setelah kepengurusan selesai, saya meneruskan secara personal (mewakili donatur). Terhitung genap tiga tahun, kegiatan berbagi berjalan. Â
-----
Membiasakan diri berbagi, memang bukan perkara mudah. Manusia memiliki ego/ nafsu, selain dibekali akal pekerti dan hati nurani. Tinggal manusia-nya, mau mengedepankan satu dari kedua (ego atau nurani).
Pada umumnya manusia, maunya enaknya sendiri, mau menang dan senang sendiri. Berbagi dirasa sangat berat, kalau dihitung untung rugi untuk sekejab. Karena musti mengeluangkan waktu dan tenaga, pun merogoh kocek.
Tetapi demikianlah, bahwa kebiasaan baik musti dipaksakan. Dampaknya adalah jangka panjang, Tak bisa instan dan atau tiba-tiba. Berbagi tak identik dengan berpunya, karena buka jaminan banyak duit mudah memberi.
Maka memberi sangat bisa, dilakukan oleh siapapun dari kasta manapun. Karena berbagi soal mental, bukan soal siapa yang paling kaya. Kalau semasa sempit saja, sudah gemar berbagi. Apalagi ketika sedang kelapangan, niscaya akan dibawa kebiasaan baik itu.
Yang mampunya, berbagi satu nasi bungkus tak masalah. Yang bisanya, berbagi jajanan juga tidak apa-apa. Yang lebih utama, adalah bagaimana hal baik menjadi habit. Yuk, berbagi semampunya sebisanya. -- semoga bermanfaat.
