Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai Kebiasaan Kekenyangan

25 September 2022   09:12 Diperbarui: 25 September 2022   09:13 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan khusus soal makan minum, menjadi materi menarik di kajian ini. Sang Ustad menekankan mulianya mukmin, sampai urusan piring ternyata ada kaitannya dengan syariat. Namanya juga syariat, kalau dijalankan dengan benar niscaya berdampak baik bagi pelakunya.

Konon kebiasaan Baginda Nabi tidak pernah kenyang, kebiasaan yang kemudian diteladani para sahabat mulia. Makan secukupnya sembari menerapkan tujuan makan yang sesungguhnya, adalah memenuhi hak tubuh. Bahwa tujuan makan, agar hak badan untuk sehat tercapai guna menunaikan tugas kehidupan.

Jujur saya dibuat terhenyak, seketika sadar diri betapa sangat jauh dari kata ideal. Kerap kali makan sebelum lapar, baru berhenti ketika lambung sesak dan bega. Dan akibatnya, bobot saya sempat dikisaran satu kwinta (gambar di atas, kayak karung berjalan- hehe).

Di saat bersamaan, saya ingat guyonan (atau pengakuan tepatnya) teman. "gue kalau kenyang ngantuk giliran perut laper jadinya bego". Kali pertama mendengarnya  langsung Gerrr, tapi setelah ditelaah lebih mendalam bisa jadi begitu kenyataannya. 

Kejadian di beberapa kegiatan Blogger, ada teman yang saya dapati ketiduran setelah jam makan siang. Teman ini mengaku tak kuasa menahan kantuk, ditambah suhu ruangan yang ber-AC. Semabri mengaku kekenyangan, karena ada menu yang digemarinya.

Nah, soal penyikapan makanan ternyata bisa dijadikan indikasi seseorang.  Menurut dokter Zaidul Akabr, bahwa sikap orang soleh terhadap makan adalah makan untuk menegakan tulang sulbi, agar bisa beribadah mengabdikan diri kepada Rabbnya. Kalau hal demikian masih dilanggar, kemungkinan kesolehannya musti ditingkatkan.

Ustad Budi menimpali, dengan kalimat yang pernah disampaikan Imam Al Mundziri "bahwa musibah pertama setelah Nabi tiada adalah kenyang, kalau satu masyarakat (ke)kenyang(an) maka yang terjadi adalah gemuk badannya. Dan kegemukan menyebabkan lemah hatinya (keras/tidak lembut hati) dan kalau lemah si panglima (hati) maka syahwatnya tidak terkendali ".

dokpri
dokpri

Sang dokter menambahkan lagi, makan memang berguna untuk memenuhi hak tubuh (sehat), tetapi yang diasup musti makanan halal dan toyib. Dan sebaik makanan, kalau berlebihan (rakus) akan menjadi tidak baik, justru menyebabkan datangnya penyakit.

Saya seperti diajak kilas balik, ketika mengalami obesitas dan akhirnya tumbang. Setelah dibawa ke klinik, sakit saya disebabkan terjadi indikasi pelemakan di hati. Dan tak ada jalan lain, kecuali segera mengubah gaya hidup dan pola makan.

Oke, sesekali kekenyangan mungkin bisa dimaklumi. Tetapi kalau setiap kali makan tidak terkontrol, sehingga membuat keseringan kekenyangan.  Itu yang bahaya. So, waspadai perut kenyang. Makan sewajarnya, makan secukupnya.

Salam sehat selalu Kompasianer- semoga bermanfaat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun