Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hikmah di Balik Susah dan Lamanya Bersua Belahan Jiwa

24 Maret 2022   10:36 Diperbarui: 24 Maret 2022   20:17 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takdir menuntun saya, pada jalan panjang dan berliku untuk urusan menjemput jodoh. Jalan yang mengantar, pada kilatan-kilatan keinginan berputus asa. Tetapi ketika rasa itu tidak dituruti, justru hikmah luar biasa saya dapati. 

Dalam urusan menikah, sebenarnya saya sudah memiliki target. Maunya sih, umur duapuluh lima menikah. Pertimbangannya, agar saat memiliki anak si ayah tidak terlalu tua. Rencana dirancang sedemikian baik, tentunya disertai usaha sungguh-sungguh.

Benar saja, dua tahun sebelum target menikah tiba, hati ini tertambat. Kepada gadis adik kelas, umurnya setahun lebih muda. Meski untuk meraih hatinya, lebih dulu saya rela jatuh bangun dan "makan hati". Di tengah jalan kenyataan berbicara lain, kami memutuskan sekedar berteman.

Kata anak jaman sekarang, "Kamu terlalu baik untukku" -- hehehehe.

Tidak mau larut dalam kesedihan, saya bangkit dan membuka hati. Pernah ketemu dengan yang lebih tua, ada gadis perhatian tapi hati ini kurang sreg, ada gadis agresif dan terang-terangan suka, demikian seterusnya dan seterusnya. 

Menemukan tempat hati berlabuh, memang tidaklah mudah. Tak ubahnya melamar pekerjaan, perlu dicoba satu persatu. Susahnya minta ampun, tetapi musti dicoba dan ditaklukkan.

Terjal dan liku menjemput jodoh, ternyata bukan milik saya sendiri. Di lingkaran pertemanan, banyak yang sepantaran memiliki persoalan semisal. Beberapa kali dicurhatin, masalah yang saya juga hadapi---unik kan.

Seolah melampaui waktu, kini di era medsos banyak saya temui status galau. Ditulis oleh mereka, yang secara usia sudah waktunya menikah. Tetapi belum menemukan pasangan jiwa, sehingga dicibir teman, kerabat atau lingkungan sekitar. Saya sangat berempati, mengingat pernah di posisi mereka.

Dinamika menemui belahan jiwa, terjadi kapanpun dimanapun. Ada yang berjalan sesuai rencana, tetapi banyak yang melenceng dari harapan -- seperti saya. Namun sejatinya, dalam ujian (saya rasakan) ada keyakinan bertumbuh. Bahwa yang digariskan kehidupan, tidak pernah sia-sia. Bahwa setiap orang, disediakan jalan berproses menuju kebaikan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun