Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Susahnya Memulai Diet di Atas Usia 40 Tahun

12 Desember 2021   05:24 Diperbarui: 12 Desember 2021   10:49 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan untuk diet | Dokumentasi Pribadi

Saya termasuk telat, memulai menerapkan gaya hidup sehat. Yaitu setelah lewat umur empat puluh tahun, gara-gara badan jatuh sakit (yang sangat) dan dokter menyarankan segera diet. 

Saran tersebut bukan saran yang mudah diwujudkan, mengingat perjalanan dan pengalaman hidup. Telah membentuk kebiasaan, yang sudah dijalani sekian puluh tahun.

Sementara saya juga mendapati analogi, usia empat puluh diibaratkan pohon yang kokoh. Akarnya mencengkeram bumi, lingkar batangnya besar dan lebar, daunnya lebat dan rimbun, angin tidak mudah menggoyahkan. Usia 40 tahun seumpama pohon beringin, pohon trembesi, pohon randu dan sejenisnya.

Usia empat puluh adalah usia cukup matang, secara emosi dan karakter sudah terbentuk. Sehingga sangat susah dipengaruhi, kecuali berubah atas kesadarannya sendiri.  

Belum juga tegak membenahi mindset, beberapa teman sepantaran turut melemahkan semangat. Sebagian mereka meyakinkan saya, bahwa memulai diet di usia yang tidak lagi muda itu susah. Mengingat metabolisme tubuh tidak seperti saat muda, sehingga tidak cepat beradaptasi.

Uniknya, yang berkata demikian rata-rata memiliki tubuh subur. Sekilas saya mengangkap kesan, mereka tidak ada keinginan diet. Terbukti relatif bebas mengonsumsi aneka asupan, untuk urusan makanan minuman tak mengenal pantangan.   

Pertahanan saya sempat goyah termakan ajakan, terbersit mengurungkan diet dan menerima kondisi tubuh apa adanya. Tak perlu susah payah memilih memilah makanan,  tak perlu memaksa diri berolahraga yang menyiksa.

Pikiran ini dibuat timbul tenggelam, seperti ada kontradiksi dalam diri. Di satu sisi ingin hal baik (sehat) terjadi, di sisi lain enggan menempuh jalan susah dan berliku.

----

Saya masih ingat, bagaimana kalutnya perasaan malam itu. Tiba-tiba badan sakit sekali digerakkan, dua tangan ditarik istri dan anak lanang untuk sekedar duduk. Semalaman saya berusaha mondar-mandir, agar tubuh terus bergerak dan darah mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun