Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Iming-iming Bukan Cara Ideal Mengatasi Anak Rewel

6 Juni 2021   15:09 Diperbarui: 7 Juni 2021   11:30 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak rewel (Sumber: thinkstock)

sumber gambar | hallodoc.com
sumber gambar | hallodoc.com
Masih menurut Bunda Mini, ada cara menghadapi anak rewel di tempat umum. Kita orangtua tenang dulu, biarkan saja anak menangis jangan direspon. Setelah itu cari cara, mengajak minggir agar tidak menjadi tontonan. Membiarkan anak menangis, mengajarkan pada anak bahwa tangisan tidak memberi perubahan sikap orangtua.

Kemudian setelah berhenti menangis, barulah anak diajak bicara dengan bahasa yang dipahami.

Untuk mencegah kejadian semisal berulang, buat kesepakatan dengan anak, tentang apa yang boleh dan tidak boleh sebelum pergi.

Jangan lupa sertakan konsekuensi yang diterima anak (atau orangtua), apabila terjadi pelanggaran kesepakatan bersama.

Hukuman berbeda dengan konsekuensi. Pada konsekuensi ada komunikasi diawal, sehingga setiap pihak memiliki kesadaran menjalankan kesepakatan.

-----

Belajar dari pengalaman dan menyimak penjelasan ahli, saya sepakat bahwa iming --iming bukan cara ideal mengatasi anak rewel.

Kemungkinan anak mengulang kesalahan yang sama, sangat mungkin terjadi dengan strategi iming-iming.

Tetapi menghukum anak dampaknya kurang baik, bisa menimbulkan trauma bisa merenggangkan hubungan anak dan orangtua.

Anak takut atau enggan berkomunikasi dengan orangtua, bisa jadi karena perlakuan tak enak didapatkan dari orangtua.

Dan saya setuju, bahwa konsekuensi bisa menjadi cara paling efektif. Anak berusaha tidak mengulangi kesalahan atas  kesadarannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun