Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Begini Pengalaman Pertama Menyaksikan Atraksi Barongsai

9 Februari 2021   07:52 Diperbarui: 9 Februari 2021   08:10 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih ingat, kali pertama dibuat kaget mendengar bebunyian unik. Adalah suara tambur yang dipukul bertalu-talu, disela-selanya ada suara simbal disaut pukulan gong. Saat itu bulan februari di awal tahun 2000-an,  musik saya dengar masih terdengar aneh.

Kebetulan waktu itu saya ada keperluan di daerah Pandegiling Surabaya, beberapa puluh meter dari tempat ibadah Vihara. Saya bersama beberapa orang di ruangan berhamburan penasaran, setelah sampai luar tampak kerumunan warga.

"Iku opo tho rek"celetukan warga

Sebagai orang Jawa thotok (ayah ibu asli jawa), suara musik yang belum akrab membuat ingin tahu lebih jauh. Seluruh pemain alat musik berkaos merah atau kuning, memakai ikat kepala warna senada. Dipadu celana putih atau hitam gombrong (mirip celana pangsi Betawi), di pinggang melilit kain warna hitam sekilas sebagai pengganti sabuk.

"Dung-dung-dung-dung-dung-dung-dung-dung- Suara tambur mendominasi, bunyi "CRAZZ- CRAZZ", dari dua simbal bulat mengimbangi dan suara "thung-thung-thung" dari gong kecil terdengar dengan tempo lebih lengang.

"Reog Cino, kuwi" logat suroboyoan terdengar

Dan ketakjuban bertambah, ketika melihat atraksi (kemudian saya tahu namanya barongsai) dengan gerakan unik dan menakjubkan. Satu penampil di bagian depan bertindak sebagai kepala naga, satu penampil lainnya berada bagian ekor. Di sepanjang badan sampai ekor naga buatan, ditempel rumbai-rumbai warna merah putih kuning.

Kedua penampil terlihat sangat kompak, saya yakin tidak sembarang orang bisa bermanuver atau ber-atraksi segesit itu. Kedua penampil musti pintar mengelola ego, tidak boleh satu merasa unggul dan pengin terlihat lebih dari yang lain.

dokpri
dokpri
Penampil barongsai masih aktif beraksi, membuat gerakan meliuk dan berputar, melompat dari satu balok (yang disiapkan) satu ke balok lain. Penampil di bagian kepala naga duduk disunggi, bisa menjadi leader dan memegang kendali. Sementara penampil yang lain, begitu bisa mengimbangi sang partner.

Saya bersama penonton dibuat terkaget-kaget, menyaksikan gerakan- gerakan luar biasa. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sesekali mendekat penonton seolah hendak menggigit. Kepala naga kemudian menggeleng-geleng, sontak ekspresi setengah kaget berubah tertawa dan tepuk tangan riuh.

Berulang-ulang variasi gerakan ditampilkan, menerbitkan kemeriahan tak berkesudahan. Tetabuhan tambur bertalu, berpadu simbal dan gong, tarian lion semakin atraktif, sorak sorai penonton memenuhi udara. Setiap wajah yang menyaksikan atraksi barongsai, membiaskan suka-cita mendalam, termasuk saya yang hanyut dalam kemeriahan hari raya Imlek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun