Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Berjiwa Besar dan Mau Mengalah Melalui Komunitas

16 November 2020   05:16 Diperbarui: 17 November 2020   05:33 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Ketapels 2018- dokpri

-------

Saya mulai membuat akun dan menulis di Kompasiana, pada bulan April 2014. Bekerja sebagai marketing freelancer, membuat saya punya keleluasaan mengatur waktu.

Banyak kegiatan offline di Kompasiana, akhirnya bisa saya ikuti. Di masa seringnya kegiatan Kompasiana Nangkring, nama saya kerap ada di antara daftar peserta.

Kegiatan di kantor Kompasiana th 2014- dokpri
Kegiatan di kantor Kompasiana th 2014- dokpri
Saya juga ikut di Kompasiana Blogshop, Kompasiana Visit, Kompasiana Kopiwriting, dan lain sebagainya.

Setelah kenal dengan salah satu admin Kompasiana, tahun 2015 diminta membantu menggawangi KOMiK (Komunitas Pecinta Film) .

Pada tahun 2019, kaki ini ada di dua Komunitas, yaitu KOMiK (sebagai admin tidak terlalu aktif) dan Ketapels (Kompasianers Tangerang Selatan Plus).

Baru tahun 2020, saya fokus sebagai pengurus Ketapels. Kemudian pada bulan Juni 2020, ditunjuk (baca: dipaksa-hehehehe) sebagai Ketuanya.

Belajar Berjiwa Besar dan Mau Mengalah Melalui Komunitas

Suasana berkomunitas di manapun, (menurut saya) nyaris tidak terlalu jauh beda. Sang pencetus ide, idealnya dia yang memiliki peran dominan.

Apalagi pada komunitas baru, setiap kegiatan (boleh dikata) dilakukan seperti kerja bakti. Karena biasanya non profit, maka berlanjut tidaknya kegiatan (di komunitas) tergantung si pemilik gagasan.

Tetapi di sisi lain, saya mengambil hikmah melalui komunitas. Betapa bisa membuka kesempatan, melatih berjiwa besar dan mau mengalah.

dokpri
dokpri
Sangat mungkin, karena faktor kesibukan setiap anggota. Terpaksa musti bergerak sendiri, daripada ide tinggal menjadi sebuah wacana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun