Siapapun bisa menjadi penulis, baik yang ingin tekun dan serius atau sekedar melampiaskan hobi menulis saja.
Paling sederhana adalah menulis di medsos, siapapun sangat bisa membuat dan memiliki akun medsos.
Saban hari di timeline facebook, twitter dan Instagram, bertebaran status atau postingan dan berganti cepat dalam hitungan detik.
Selanjutnya ada platform blog, tersedia secara gratis (alias tak berbayar) untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan.
Dan satu lagi tentunya Kompasiana, bisa menjadi (salah satu) jalan mewujudkan impian (menjadi penulis). Hal ini sudah terbukti.
Ada tulisan Kompasianer yang ditaksir penerbit, saking spesifik dan focusnya sampai dibuat buku secara berseri.
Ada Kompasianer, yang kemudian laris menjadi narsum di beberapa forum kepenulisan. Banyak sudah kisah Kompasianer tercipta dari Kompasiana, terbuka pintu kesempatan tak diduga dan 'naik kelas'.
Tetapi saya percaya bahwa seleksi alam itu terjadi, ada yang kemudian menemukan jalan lain di luar menulis.
Ada yang kemudian berhenti sama sekali, entahlah apa alasannya. Ada yang setia tetapi seperti jalan di tempat, ada yang namanya berkibar di tempat lain.
Semua kejadian syah syah saja terjadi, karena setiap orang memiliki jalan takdirnya sendiri-sendiri.