Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembali Menjadi Diri Sendiri Saat Pandemi

4 Juni 2020   20:08 Diperbarui: 4 Juni 2020   22:48 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak bergabung di suasana crowded tersebut, dan tidak ingin mengurusi hal-hal yang tidak berdampak secara sosial apalagi secara personal.

Saya cuma berpikiran (atau berkesimpulan), bahwa masalah cukup tidak cukup sebenarnya tidak bisa diukur dari besaran gaji seseorang.

Banyak orang dengan gaji (misal) lima atau enam juta per bulan, tetapi nyatanya bisa memenuhi kebutuhannya selama sebulan.

Bahkan ada lho, pekerja lepas yang tidak punya gaji tetap bulanan, justru tidak punya tunggakan ini dan itu dan bisa membiayai keluarga dengan baik.

dokpri
dokpri
Betapa besaran nominal gaji, ternyata bukan satu satunya paramater cukup tidak cukup. Bahkan bagi sebagian orang, mungkin sekedar lewat rekening saja.

Kita bisa lihat kenyataan di lapangan, banyak orang pusing karena tidak punya uang. Tetapi banyak juga, orang tetap pusing meskipun sudah punya banyak uang.

Point paling penting adalah (berdasarkan pengalaman saya), adalah bagaimana kita mencukupkan dan dicukupkan dengan keadaan yang ada.

Kalau sudah sikap mencukup itu dicanangkan, maka masalah nominal akan menyesuaikan, masalah nominal bukan lagi kendala utama.

Orang seperti demikian, niscaya akan bisa menempatkan dan menyesuaikan diri di posisi apapun (baik sedang apes atau sedang di atas).

Karena dia sudah memiliki sikap dan pendirian yang matang, sehingga tak mudah terpengaruh oleh situasi yang terjadi di luar

Kembali Menjadi Diri Sendiri Saat Pandemi

Kondsi pandemi, membuat saya mengoreksi keputusan diri. Ketika job pekerjaan di batalkan, ketika undangan kegiatan berangsur sepi lebih selektif lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun