Harga ditulis di bon hingga satu juta sekian, untuk menu makan siang yang terdiri dari beberapa olahan standart.
Buntut dari kejadian ini, pemda menertibkan warung di sepanjang jalur menuju tempat wisata. Dan terjadi penyelarasan harga, agar pembeli dan penjual sama-sama tidak merugi.
Lagi-lagi saya membatin, bagaimana pembeli bisa memesan makanan, untuk menu yang tidak diketahui harga satuannya. Kalaupun di daftar menu tidak dicantumkan harga, kenapa masih nekad memesan.
Oke, penjual merasa tidak bersalah (padahal nembak harga), tetapi pembeli mustinya pintar. Ya, di sinilah (belum clear sudah pesan) letak kesalahan itu bermula.
Jangan Malu Bertanya Harga Sebelum Transaksi
Malam sangat larut, sepulang dari Bandung saya naik ojek online dari Stasiun Gambir ke Stasiun Tanah Abang. Ojol dengan harga tercantum diapikasi, sehingga saya tidak perlu menawar.
Dari Stasiun Tanah Abang, saya nnaik commuter line jurusan Serpong, dan berhenti di Stasiun Pondok Ranji (stasiun terdekat dengan rumah).
Hujan deras mengguyur sepanjang perjalanan, berharap sampai tempat tujuan reda, tetapi nyatanya harapan tinggal harapan. Saya naik kereta terakhir, sampai di Pondok Ranji sekira jam setengah duabelas malam.
Melihat saya keluar, satu bapak opang yang lainnya bergegas menyodorkan jas hujan tanpa mengucapkan kalimat apapun.
Saya tidak mau ambil resiko, "Ke dekat kantor kelurahan berapa?"