Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orangtua Jangan Pernah Membandingkan Anak!

14 November 2019   21:46 Diperbarui: 15 November 2019   16:58 17220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya tuh, kalau sama anak tengah, rasanya lain dibanding dengan kakak atau adiknya," ujar seorang ibu. Saya pernah mendengar kalimat ini, dari seorang ibu wali murid, yang anaknya sekelas dengan anak saya.

Ada rasa tidak setuju, tapi saya tidak tunjukkan. Seketika muncul rasa kasihan di hati, terutama kepada anak yang dinomorduakan oleh ibu ini. Padahal mereka (anak-anaknya), lahir dari rahim yang sama dan menyusu ASI yang sama.

Tetapi dalam perkembangannya, mengapa mereka harus dibedakan. Salah apa mereka, sehingga musti mengalami perbedaan dan diperbandingkan satu dengan lainnya.

Tak dipungkiri dalam keseharian, (kadang) ada orangtua bersikap demikian. Meskipun ada alasan yang mendasari, saya adalah ayah dan orangtua yang tidak sepakat. 

-----

Kompasianer, terutama yang sudah menjadi orangtua dengan anak lebih dari satu. Pernah nggak, kalian merasakan hal demikian. Bahwa anak yang satu, posisinya lebih istimewa di hati dibandingkan anak yang lainnya.

Sikap demikian muncul dengan sebab dan alasan yang menyertai, dan secara logika sangat diterima akal dan (seolah-olah) memang wajar adanya.

Misalnya, si anak yang lebih disayang karena pengertian dan perhatian kepada orangtua. Tidak mau merepotkan ayah dan ibu, sopan, rajin, dan suka membantu pekerjaan rumah. Sementara anak yang lain, kerap membantah dalam banyak hal, tidak manut kalau dinasihati, suka tidak terima kalau diberi masukan dan seterusnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dari perbedaan sikap ini, biasanya akan berentetan dampaknya pada diri si anak. Misalnya dari sisi prestasi di sekolah, anak disayang lebih bagus nilainya dibanding anak yang suka membantah. Pun kesan dan penerimaan orang lain, tentu lebih membanggakan pada anak penurut daripada yang anak lainnya.

Saya sadar para orangtua juga manusia biasa, maksud hati ingin semua anaknya baik dan mencontoh yang sudah baik. Tetapi kadang kurang paham ilmunya, sehingga salah megambil strategi dan caranya.

Kalau sedang kesal, bisa saja keluar kalimat atau sikap yang (sadar atau tidak) membanding-bandingkan satu dengan lainnya. "Duh, kamu itu kerjaannya bikin susah orangtua, tidak seperti adikmu,"

Menjadi orangtua memang berat tantangannya, tetapi kalau kita mau terus belajar, setiap ujian dijadikan sebagai cara meningkatkan diri. Segala pengorbanan, Insya Allah kelak akan membuahkan hasil baik bagi diri dan anak-anak.

----

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Anak adalah titipan, bagaimanapun keadaannya, sebaiknya diterima dengan hati lapang. Namanya juga titipan, berarti bukan milik orangtua sepenuhnya. Suatu saat, akan diminta pertanggungjawaban oleh miliknya.

Maka sebagai orangtua, kita harus menjaga sebisanya mungkin anak-anak, sebagai wujud bahwa kita telah berupaya menjalankan amanah kehidupan.

Perasaan anak, tak ubahnya seperti perasaan kita orang dewasa. Kita pasti tidak nyaman kalau dibandingkan, meski kita mengetahui maksud dan tujuannya baik. Tetapi kalau selalu dan selalu dibandingkan, membuat kesehatan mental anak terganggu.

Diri si anak dibebani oleh sosok yang disukai orangtuanya. Dan kalau sosok itu adalah saudara kandungnya sendiri, sangat mungkin tumbuh iri dan benci pada saudara dimaksud.

Setiap anak membawa bakat sendiri, membandingkan (apalagi tidak apple to apple) membuat minat dan bakat terkubur. Misalnya anak yang pintar bakatnya bahasa, sementara anak satunya bermusik. 

Kemudian yang suka musik diperbandingkan dengan anak bahasa, tentu tidak sepadan. Lama kelamaan, jati diri anak tidak terbentuk, menjauh dari orangtua karena merasa tidak dihargai dan keberadaannya tidak diinginkan.

Menghargai anak, menerima keberadaannya dengan segala apapun keadaannya, kemudian memaksimalkan kemampuan dimiliki. Tentu membuat anak merasa nyaman, dan merasakan ketulusan kasih orangtua. Jadi, please para ayah dan ibu, jangan membanding-bandingkan anak.

Semoga Bermanfaat!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun