Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jelas Beda antara Suami Hemat dengan Pelit, Dong!

11 November 2019   00:12 Diperbarui: 11 November 2019   10:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan kelebihan uang disimpan lagi di celengan baru, rupanya lelaki cungkring tak mau berhenti menabung lagi dan lagi. Di kemudian hari, dia cerita tabungannya untuk membeli (seingat saya) baju batik buat lebaran.

Eit's, ada juga sih sebagian buat sekedar jajan baso atau es campur. Saya sempat ditraktir, sepulang diajak membeli buku tulis.

Pepatah terkenal "Hemat Pangkal Kaya", yang kerap disampaikan bu guru diresapi dan dipraktekkan. Setidaknya, kawan ini bisa membeli barang, tanpa merepotkan ibu.

Sependek pengetahuan saya, teman saya termasuk kategori hemat . Karena dengan tekun dikumpulkan uang, kemudian dibelikan barang sesuai kebutuhan (bukan dihamburkan ya).

Lalu Bagaimana dengan Istilah pelit ? menurut Financial Planner Ahmad Gozali, analogi pelit itu simpel, sudah punya uangnya tapi enggan membeli barang dibutuhkan. Dengan uang dimiliki (meski banyak), tak juga dikeluarkan untuk membeli barang. 

Jadi uangnya disimpan saja, dan tidak tahu akan digunakan untuk apa (dia dan Tuhan yang tahu). Atau kalau saya simpulkan, berarti pelit pada dirinya sendiri.

facebook
facebook
Tetapi ada juga lho, (menurut cerita teman yang lain) suami royal ketika membeli kebutuhan untuk dirinya sendiri. Tetapi iritnya setengah mati, ketika diminta belanja untuk keperluan istri dan atau sekolah anak-anak. Nah, pada suami seperti ini, saya pikir tidak salah kalau dikategorikan suami pelit (maaf ya).

Tetapi, saya tidak punya hak menilai salah atau benar, tentang pilihan orang akan sikapnya. Hanya saya meyakini, bahwa setiap sebab pasti ada akibat. Dan setiap perbuatan (pelit) yang saat ini diterapkan, kelak (cepat atau lambat) akan menuai akibatnya. Misalnya, si kikir dijauhi teman atau pas kesulitan tidak ada yang mau membantu.

-----

Kompaisaner's, silakan menyimpulkan sendiri, di bagian mana posisi suami (karena obyeknya suami).  Entah di bagian hemat atau pelit, sebaiknya dijadikan bahan introspeksi bersama.

Karena setiap orang ada masanya, selalu sertakan dalam doa. Kalau mungkin sikapnya belum tepat, semoga menemukan pencerahan dan titik balik dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun