Kompasianers, mungkin masih ingat kasus obesitas yang pernah dialami Arya Permana? Bocah asal Karawang Jawa Barat, yang bobotnya (kala itu) mencapai angka 190 kg. Kabar terakhir dan cukup menggembirakan, Arya yang telah memasuki masa puber, kemudian berhasil menurunkan berat hampir separuhnya, setelah operasi potong lambung dan diet ketat.
Si ayah yang bekerja sebagai petugas keamanan berkisah, bahwa obesitas dialami anaknya, akibat konsumsi mie instan dan minuman kemasan secara berlebihan. Dalam sehari, setidaknya enam bungkus mie instan dan 20 gelas minuman kemasan diasupnya.
Orangtua memang dituntut tegas, jangan atas dalih si anak doyan dan gampang makan, maka permintaannya dituruti. Saya sepakat, anak sangat tergantung pada bagaimana perlakuan atau sikap orangtuanya. Jangan sampai, untuk alasan sayang justru membuat anak "terjerumus".
Dalam satu artikel saya pernah membaca, kegemukan pada anak, bisa menganggu tumbuh kembang, karena tulang-tulang pada tubuh bagian kaki bisa membentuk huruf O atau menjadi bengkok, pinggul dan tulang belakang tidak dapat berkembang dengan baik.
dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, Ahli Nutrisi dan Founder lightHOUSE Indonesia, mengatakan, Â "Faktor lifestyle dan genetik mempunyai peran masing masing 50 : 50 pada peningkatan bobot tubuh. Faktor genetik dapat berupa mutasi pada gen yang berperan mengatur hormon lapar kenyang, hormon yang bertanggung jawab dalam penggunaan energi tubuh serta hormon yang digunakan untuk penyerapan zat gizi."
Cara Mencegah Obesitas Pada Anak
Sebenarnya tips mencegah obesitas berlaku umum, baik pada anak maupun orang dewasa. Pada orang yang sudah obesitas, kuncinya sederhana, bahwa asupan yang masuk harus lebih dibandingkan yang keluar.
Orang dengan obesitas, sebenarnya punya cadangan kalori yang tersimpan dalam bentuk lemak. Nah untuk mengurangi obesitas, berarti musti mengubah lemak menjadi energi dan caranya dengan dibakar (atau olahraga). Dari artikel lightHouse, saya menyimpulkan tiga cara mencegah obesitas pada anak, dan tentu saha kuncinya di orangtua. Â
- Mengatur Pola Makan Si Anak
Orangtua punya tanggung jawab, memberikan makanan yang sesuai dan tidak berlebihan, artinya cukup asupan karbohidrat, protein dan sayur akan membuat anak kenyang lebih lama.
Bagi anak yang terlanjur gemuk, agar tidak kebablasan berikan asupan kaya serat pada konsumsi makanan utama atau sebagai selingan. Boleh anak diberi snack 1 kali sehari, tapi jangan lupa imbangi konsumsi buah segar sebanyak 1 kali sehari.
Bila anak sudah termasuk kategori obesitas, segera dilakukan penanganan komprehensif, orangtua bisa konsultasi dengan dokter spesialis gizi, dokter spesialis olahraga, psikolog anak, serta dukungan sepenuhnya dari pihak keluarga, lingkungan (plus sekolah), serta motivasi dari anak itu sendiri agar tercapai target yang diharapkan.
- Ajak Olahraga atau Aktivitas Fisik
Saya pernah melihat di Youtube, saat Arya obesitas lebih banyak berbaring, karena untuk duduk susah apalagi berdiri lebih susah lagi. Pada kondisi demikian, fokus pertama bisa dimulai dengan pengurangan asupan kalori, lakukan dengan hingga berat badannya bisa turun. Setelah anak mulai bisa berdiri, baru direkomendasikan olaraga ringan, seperti gerak tubuh atau senam untuk menggerakkan otot-otonya.
Terutama ayah, musti ikut serta dalam olahraga agar anak-anak termotivasi dan tidak merasa sendirian. Secara bertahap dan tekun, kalau mulai ada penurunan berat badan, jenis olahraga juga ditingkatkan.
Lagi-lagi pada kasus Arya, karena anak ini motivasi turun berat badannya tinggi, saya melihat videonya, dia mulai melakukan olahraga kegemaran yaitu main bola dan bulu tangkis.
- Program Komprehensif
Banyak orang, mengatasi masalah berat badan dari satu sisi saja, misal diet saja, kemudian langganan katering sehat, atau hipnoterapi saja, atau tidak menyeluruh. Jarang yang mau menggabungkan semuanya, atau menjalani program di bawah pantauan pakar-pakar penurunan berat badan dari berbagai bidang.
Padahal, mengatasi berat badan harus secara keseluruhan, mulai menjaga pola makan, perubahan pola pikir, perubahan perilaku demi mengatasi masalah berat badan yang dialami.
Kalau dirasa tidak mampu sendiri, memang sebaiknya bergabung dengan komunitas atau kelompok orang yang sedang diet, hal ini penting untuk saling mengingatkan dan memotivasi.
------
Melihat anak gemuk memang sekilas lucu dan menggemaskan, pada satu sisi orangtua musti waspada jangan sampai buah hati kesayangan kegemukan (obesitas). Karena selain kasihan pada anak, orangtua juga yang merasakan susahnya. Salam sehat dan semoga bermanfaat.