"Ayah, kenapa lampu harus dimatikan, sampai aku tak bisa menatap wajah ayah?" tanya anak lelaki keheranan dan tak mengerti.
"Anakku, kita tidak boleh menggunakan fasilitas negara, untuk membahas persoalan keluarga. Mulailah bicara anakku, apa persoalanmu" jawab sang ayah penuh wibawa.
Kisah sederhana di tempat sederhana, namun menorehkan mutiara sejarah yang luar biasa, bahkan sanggup mengguncangkan jiwa setiap orang yang membacanya. Dan ayah luar biasa hebat ini, adalah Khalifah Umar Ibn Abdul Azis, khalifah kelima yang malam itu membahas persoalan rumah tangga dengan putranya.
Bayangkan Kompasianer, sekelas khalifah berbincang dengan anak kandungnya di ruangan gelap tanpa penerangan setitikpun. Sangat jauh dibanding kita di jaman modern, baru mendapat amanah jabatan belum seberapa, sudah memanfaatkan demi keuntungan pribadi.
----
Akhirnya banyak orang bermigrasi ke Madinah dari Iraq, mencari perlindungan dari gubernurnya yang kejam (Al Hajjaj) kemudian Al Hajjaj menekan Al Walid  untuk memberhentikan Umar.
Kemudian pada era Sulaiman, suatu hari Usman diajak ke markas pasukan Bani Umayyah,
"Apa yang kau lihat wahai Umar bin Abdul Azis?" tanya Sulaiman.
Umar ; "Aku sedang lihat dunia itu sedang makan antara satu dengan yang lain dan engkau adalah orang yang paling bertanggung jawab"
Sulaiman : "Engkau tidak kagumkah dengan semua ini?"