Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Hemat Berlimpah Nikmat dan Berkah

28 Mei 2018   07:48 Diperbarui: 28 Mei 2018   09:14 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berbuka puasa bersama -dokpri

Saat bujangan dan merantau di kota Pahlawan, saya merasa beruntung dengan datangnya bulan suci Ramadan. Bagaimana tidak, kalau separuh pengeluaran harian ternyata bisa dipangkas. Pun dari sisi pendapatan dan rejeki lainnya, bisa datang dan bertambah tanpa diduga. Kala itu saya sudah lepas dari tanggungan orang tua, mencukupi semua kebutuhan keseharian sendiri.

Mudik ke kampung halaman, masih bisa membawa buah tangan untuk menyenangkan hati orang tua. Menyelipkan sedikit uang angpao, untuk keponakan dan anak tetangga yang masih SD. Padahal --kala itu -- sebagai pegawai rendahan, saya bergaji bulanan tidak seberapa. Untuk  memenuhi kebutuhan sehari-hari, musti pasang strategi berhemat habis- habisan.

Lho kok, bisa beli ini itu dan bagi-bagi angpao? Baiklah, begini ceritanya.

-00oo00-

"Nak, buka puasa gak usah keluar ya"

Sekitar jam empat sore, ibu berpesan pada saya dan teman satu kost lainnya untuk tidak membeli makanan berbuka. Rupanya di rumah tuan rumah, sedang bersiap-siap menggelar selamatan dan kirim doa. Masih pada minggu yang sama terhitung tiga kali, si ibu pemilik kost berbaik hati mengantar sepiring menu berbuka untuk empat anak kostnya.

Pun di tempat kerja punya kebijakan, selama bulan puasa berlangsung, seluruh karyawan - sebelum pulang -- mendapat tiga jenis kue dalam kotak. Kue dibagikan berganti jenis saban hari, sungguh melegakan dan menyenangkan hati.

"lumayan, buat ngemil seusai taraweh," gumam saya girang."

Coba siapa tidak meyakini, bahwa Ramadan memang bulan penuh keberkahan. Hari hari di bulan Ramadan, uang jatah berbuka puasa bisa dikantongi.

Pada minggu pertama puasa saja, praktis hanya empat hari, saya berbuka (berbayar) di warung depan kampus. Kesempatan memutar otak kreatif terbuka, demi penghematan dan menabung uang lebih banyak.

suasana masjid usai berbuka -dokpri
suasana masjid usai berbuka -dokpri
Pada minggu kedua dan berikutnya, kegiatan perkuliahan mulai berkurang banyak. Saya tidak punya alasan, untuk terburu-buru pulang dan berangkat kuliah. Maka sejak hari itu, selesai jam kantor -- dengan sepeda angin atau bus-- saya berbelok ke masjid di Kemayoran atau masjid daerah Darmo Surabaya.  Dua masjid besar dan ternama -- satu jalur dengan rute pulang--, bisa sering-sering dihampiri untuk numpang buka puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun