Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum Dimulai dari Masjid

5 Oktober 2016   04:19 Diperbarui: 5 Oktober 2016   05:22 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Masjid usai sholat Ied yang berserakan sampah koran -dokpri

Kenapa GBSS Penting ?

Tahun 2020 diprediksi, sektor Pariwisata adalah penyumbang devisa terbesar. Sektor Pariwisata bisa menyerap, sampai delapan kali lipat tenaga kerja. Hal ini tentu besar perannya, dalam menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.

Sektor Pariwisata Indonesia, menempati rangking ke 50 (tahun 2013 urutan 70) dan Malaysia urutan 25. Sementara bidang kebersihan dan kesehatan, Indonesia diurutan 109 dari 149 negara.

Agar mendorong sektor Pariwisata dalam negeri, budaya bersih dan senyum harus dibangun. Perlu kerja keras dan kontinyu, menerapkan budaya bersih di Indonesia. Kalau tidak dimulai sekarang, kasihan generasi akan datang tugasnya semakin berat.

Masjid Jami Ar Rahmah

Saya tinggal di Ciputat Tangsel, tak jauh dari daerah Rempoa. Apabila Kompasianer melintasi Raya Pahlawan Rempoa arah tanah kusir, di kanan jalan ada  masjid megah berdiri. Sesekali saya lewat bertepatan kumandang adzan, sengaja berhenti ikut sholat berjamaah di Masjid Jami Ar Rahmah.

Masjid Ar Rahmah di daerah Rempoa -dokpri
Masjid Ar Rahmah di daerah Rempoa -dokpri
Membaca papan pengumuman, saya mengetahui apa saja kegiatan di Masjid ini. Mulai Majelis Taklim, TK dan Taman Pendidikan Al Qu'an, Ikatan Remaja Masjid. Beberapa agenda rutin diadakan seperti kajian Duha, kajian ba'da sholat subuh, Tafsir Qur'an  dan kegiatan keagamaan sejenis lainnya.

Terkait dengan acara Nangkring dengan tema GBBS, ada yang membuat saya takjub dengan Masjid Jami Ar Rahmah. Adalah Bank Daur Ulang (BDU), yang keberadaannya cukup mengusik keingintahuan. Saya mendatangi kantor sekretariat, saat itu yang ada petugas kebersihan. Akhirnya saya minta no contact pengurus, membuat jadwal bertemu.

Beberapa hari kemudian saya kembali berkunjung, memenuhi janji dengan pengurus masjid. Ustad M. Yunus dan Pak Didin, dua orang yang saya jumpa pada waktu bersamaan. Dengan beliau berdua obrolan mengalir ringan, namun sarat manfaat. mutiara ilmu betebaran dengan derasnya, serasa bermandi siraman cahaya yang menyejukkan.

"Dana umat bisa dari zakat dan sodaqoh Mas, kedua dana tersebut harus jelas pos posnya, baiknya pezakat diusahakan langsung melalui pengurus biar ada akadnya, kalau niat zakat langsung dimasukkan kotak amal kan pengurus tidak tahu dana itu untuk zakat" Ustad Yunus membuka perbincangan.

3-gbbs-57f419a1937a61e41760ce34.jpg
3-gbbs-57f419a1937a61e41760ce34.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun