Mohon tunggu...
Ahmad Agung
Ahmad Agung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jas dan Berdasi Dianggap Unggul, Topi dan Cangkul Dipandang Rendah

28 September 2017   00:21 Diperbarui: 28 September 2017   00:39 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang pasti mempunyai cita-cita atau profesi yang diinginkan untuk masa depannya nanti. Dan menentukan profesi yang baik adalah dengan menyesuaikan bakat dan minat kita. Namun saat ini kebanyakan orang mempunyai pandangan bahwa profesi mempunyai tingkatan kasta, bahwa profesi yang memakai jas dan berdasi adalah profesi yang bonafit, sedangkaan yang pekerjaannya tiap hari mencangakul di sawah dianggap profesi yang rendah. Sehingga kebanyakan kalian ingin menjadi Dokter, Pengusaha,Hakim, Dosen, Menteri dan lain-lain. Terus adakah kalian yang ingin jadi petani??kenapa profesi petani semakin berkurang??terus siapa yang meneruskan profesi ini?

      Semua profesi mempunyai peran dan tugas sendiri, dan setiap profesi pasti mempunyai peran penting untuk kelangsungan hidup disuatu negara . Begitupun petani, meskipun profesi ini dianggap profesi yang rendah tapi sebenarnya profesi inilah yang setiap hari mengahasilkan bahan pangan seberti buah,sayur dan tentunya beras yang merupakan makanan pokok kita setiap hari,dan apa akibatnya kalau petani di indonesia berkurang ? siapa yang akan menanam padi?dari mana kita mendapatkan beras dan sayur-sayuran? Tentunya kita akan kebingungan untuk mendapatkan bahan makanan, sehingga Pemerintah mencari jalan keluar dengan mengimpor bahan makanan dari luar negeri yang mengakibatkan harga bahan pangan melonjak tinggi.

  Profesi petani semakin tahun semakin berkurang faktor utamanya adalah karena tidak adanya dukungan dari orang tua,bahkan anak petani pun tidak mau menjadi petani yang merupakan pekerjaan ayah dan ibunnya.disekolahpun kita tidak pernah diiming-iming untuk menjadi petani,kita biasanya Cuma  diarahkan untuk menjadi Dokter, Polisi, Penguasaha, namun kita tidak pernah ada guru yang menyarankan muridnya untuk menjadi petani.

       Sehingga minat  generasi muda terhadap sektor pertanian berkurang.kita ketahui sendiri masyarakat indonesia menganggap bahwa lulusan sarjana harus kerja kantoran,dan saat ini  banyak  lulusan dari fakultas-fakultas  pertanian malah beralih bekerja keperkantoran pula,hanya beberapa persen dari mereka  yang berkiprah di sektor pertanian. Padahal merakalah yang seharusnya meneruskan perjuangan para petani dengan menciptakan inovasi-inovasi baru bahwa pertanian juga bisa digabungkan teknologi canggih serta alat-alat modern.

       Kita  bisa mencontoh dari negara-negara yang maju akan pertaniannya seperti Amerika,Eropa serta jepang.Dinegara tersebut untuk menjalakan usaha pertaniannya yaitu dengan teknologi serta alat yang modern seperti huller dan traktor.petani disana hidup sejahtera. Kita contoh jepang, disana ada yanga namanya JA (Japan Agriculture).Disini para petani dilindungi, Para petani yang tergabung dalam JA tidak perlu khawatir bila hasil panen mereka tidak laku atau harganya merosot          sangat rendah . karena, hasil panen mereka akan dijual kepada JA yang merupakan  sudah mendapat subsidi dari pemerintah jepang. Dengan begitu, penghasilan para petani selalu lancar.

      Jadi intinya kita tidak boleh memandang sebelah mata seorang petani karena berkat merakalah kita bisa dengan enaknya makan buah, nasi, sayur, tanpa ikut merasakan capek, panas, kehujanan yang mereka rasakan.dan kita harus bisa menyetarakan suatu profesi tanpa ada yang dipandang rendah atau bonafit karean semua profesi mempunyai tugas serta perang penting yang saling bergantungan dari profesi satu dengan profesi yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun