Mohon tunggu...
Agung Widiatmoko
Agung Widiatmoko Mohon Tunggu... Teknisi - Pekerja Biasa

Menulislah selama bisa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepenggal Kisah Kaum Buruh Freeport 2

16 September 2018   08:40 Diperbarui: 16 September 2018   09:04 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Part2
Ini sebuah kisah yang lain dimana Para perwakilan korban PHK sepihak yang datang ke Jakarta baik dari Papua maupun dari Berbagai wilayah lain hingga jumlah mereka mencapai sekitar kurang lebih 300 Orang, dalam berbagai kesempatan mereka melakukan serangkaian aksi, aksi yang palinh sering mereka lakukan adalah pada acara Car Freeday, dimana aksi ini sekaligus selain untuk menyuarakan ketidak adilan yang telah mereka terima dan pembiaran yang dilakukan oleh Negara baik mulai dari Presiden hingga para pejabat termasuk kementerian dan Dinas terkait lainya juga sebagai sarana mencari tambahan biaya buat kehidupan dengan bernyanyi, menghibur pendatang yang sengaja datang ke acara CFD jugaenjual benerapa marchendise dari papua, diantatanya seperti lukisan dari limbah hasil olahan Tambang, noken dan lain-lain.

Hal ini mereka lantaran sudah sebulan lebih mereka hidup di Jakarta dan tak ada Keluarga serta tempat untuk Tinggal, beruntunglah masih ada Hamba hamba tuhan yang perduli sehingga mereka diperbolehkan menginap di Wisma Yakoma PGI juga di LBH jl. P. Diponegoro no 74 Jakarta Pusat. Mereka mempunyai komitmen yang tinggi bahwa mereka hadir di Jakarta mewakili 8300 pekerja lainya yang mendapatkan Dampak PHK sepihak, sehingga mereka berkomitmen tidak akan kembali ke tempat asal sebelum mereka mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan bersama.

Ada suatu cerita lagi dikala mereka melakukan Aksi pada tanggal 19 agustus 2017 di Timika Papua, yaitu sebuah perlakuan yang tidak manusiawi bahkan bisa dikatakan pelecehan terhadap umat beragama, dimana pada saat mereka sedang Beribadah saat itu sembahyang mereka di tembak menggunakan Water cannon dan hal ini langsung di pimpin oleh Kapolres Mimika Victor Mackburn, sekitar 9 orang ditangkap dengan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dan terkesan dipaksakan dituduh menghasut dan berbuat kerusakan, pada saat mereka di interogasi pun perlakuan yang mereka terima layaknya tidak seperti pada penanganan para tersangka lain, mereka mendapatkan intimidasi secara pshykis dan fisik, dirakut takuti dengan Ular dan bahkan mereka di suruh mengakui suatu perbuatan yang tidak mereka lakukan. 

Menyedihkan Aparatur negara dan keamanan yang seharusnya membela Rakyat dan mengamankan justru mereka memihak kepada para Pengusaha dan melakukan tindakan biadab yang sangat tidak manusiawi, ini jelas memcoreng nama Institusi Kepolisian Republik Indonesia dan sudah sepantasnya mendapatkan hukuman dan tindakan dari Petinggi Kepolisian yang menjabat saat ini, Kecuali jika memang semuanya berkonspirasi maka sudah sepatutnya kejadian ini dibiarkan dan tidak ditindak lanjuti. Hal inipun telah dilaporkan oleh para perwakilan Pekerja Kepada Kabareskrim Polru dan instansi terkait lainya namun belum juga ada tindakan yang jelas dan tegas.

Bersmbung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun