Mohon tunggu...
agung adiputera
agung adiputera Mohon Tunggu... -

Manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengaplikasikan Toleransi Beragama Dalam Bermasyarakat

24 Desember 2015   20:12 Diperbarui: 24 Desember 2015   20:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah dunia akan menjadi damai bila tanpa islam? Dan jawabannya adalah tidak, karena islam sendiri adalah kedamaian. kutipan di atas saya ambil dari film terbaru berjudul "Bulan terbelah di langit amerika". Tanggapan saya?sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Tindakan masyarakat dengan membajak nama islam lalu bertindak semena-mena, aksi-aksi yang menghasilkan teror telah mencoreng nama baik islam itu sendiri.  

Dalam beberapa kesempatan, pada bulan agustus lalu ketika menghadiri acara / kegiatan kemasyarakatan dalam rangka perayaan hari kemerdekaan beberapa yang menjadi perhatian saya mari menjadi manusia yang merdeka, karena negara kita telah menjamin itu, tetapi mari menjadi freeman atau freedom man bukan preman. Kemerdekaan yang baik ialah kemerdekaan yang bertanggung jawab, kemerdekaan yang tidak berdampak pada terjepitnya kaum minoritas baik secara disadari ataupun tidak disadari.

Kita bebas menjalani keyakinan beragama kita, bebas menyebarkan kebaikan di dalamnya dengan cara yang baik. Bukan dengan aksi premanisme terbuka ataupun terselubung. Inilah kemerdekaan yang bertanggung jawab, kemerdekaan yang didalamnya terdapat toleransi antar sesama, dalam bidang apapun. Tetangga bebas untuk bernyanyi, bermusik tanpa mengusik tetangganya, seorang pengendara bebas memacu kendaraanya namun tanpa membahayakan pengendara lainnya, seorang atasan bebas memberi pekerjaan kepada bawahannya namun tetap dengan memperhatikan hak dan kemampuan si anak buah.

Kembali pada tema ulisan saya kali ini "toleransi beragama dalam bermasyarakat" saya pun ingin mengajak kaum yang selama ini seakan selalu menjadi pihak yang bersebrangan dengan keyakinan saya untuk tidak perlu mempertanyakan keyakinan untuk tidak mengucapkan selamat seperti saudara2 sekalian mengucapkan selamat idul fitri kepada kami. Ini memang hanya sebuah untaian kata, tapi tentunya kita pahami bersama sebuah kata yang tidak memiliki untaian terkadang memiliki makna yang begitu dalam, dan dapat bersinggungan keyakinan.

Untuk itu dengan memaklumi hal ini juga wujud toleransi saudara2 kepada kami. Tidak perlu diperdebatkan. Saya selalu mendukung kebebasan untuk menjalankan kegiatan keagamaan, saya selalu dengan sukarela mengerahkan jajaran saya untuk menjamin ketertiban ketika anda melaksanakan kegiatan beragama, saya rasa sudah sebagai bentuk toleransi beragama walau saya tidak menghadiri, atau memberi ucapan selamat. Toleransi kami nyata. Mereka yang meteror anda bukanlah perwujudan dari agama yang saya yakini. Karena islam yang saya yakini ialah agama yang menjunjung tinggi kedamaian, dan toleransi beragama sebagaimana saya bersikap saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun