Mohon tunggu...
Agsta Aris A
Agsta Aris A Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Usaha yang kita lakukan jauh lebih bernilai, ketimbang apa yang akan kita dapatkan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menghadapi Musim Kemarau Masyarakat Menyepelekan Pemanfaataan Air

15 Juli 2019   04:44 Diperbarui: 15 Juli 2019   05:07 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berdasarkan informasi yang beredar, dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi musim kemarau panjang. Untuk saat ini tentu peranan pemerintah sangat dibutuhkan, dimana untuk antisipasi musim kemarau panjang, yang identik dengan kekeringan, krisis air bersih, mudah terkena penyakit. Pemerintah akan di pertanyakan untuk bagaimana cara mengatasinya?

Saat ini air bersih merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia tentunya memerlukan air untuk minum, memasak, mandi, kumur, membersihkan alat, mencuci pakaian dan sebagainya.

Melihat fenomena tersebut Indonesia memasuki musim panas dimana dampak berbahaya akan timbul pada musim kemarau ini. Tentunya air adalah sumber pertama bagi manusia agar kita terhindar dari segala penyakit.

Pada dasarnya air bersih bisa kita temui melalui mata air, air sumur, air sungai, dan air hujan.

Jika kita terpaku oleh mata hujan, saat ini kita pasti akan kekurang air bersih. Jika kita terpaku oleh air sumur, maka kita perlu usaha dan menunggu air pasang ketika malam hari. Jika kita terpaku oleh air sungai, maka kita perlu mewaspadai bahayanya, karena kita tahu tidak semua air sungai sehat jika kita gunakan untuk mandi, maupun untuk minum. Pasalnya, melihat fenomena musim kemarau beberapa wilayah Indonesia tentu hal yang paling dibutuhkan adalah air.

Musim kemarau telah mengubah perilaku keseharian masyarakat dalam aktifitas mandi maupun mencuci. Lantaran keterbatasan dan ketersediaan air bersih, jika biasanya mereka gunakan untuk keseharian, maka mereka akan berburu sumber air terdekat.

Berdasarkan data PDAM distribusi air pada 35 ribu pelanggan, belum maksimal dalam pemasokan air bersih dikarenakan air baku di Wilayah Kabupaten Brebes kurang mencukupi.

Ditambah lagi dengan pembangunan sumur dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan di area pantura yang rata-rata mengandung air payau.

Tak jarang, masyarakat di daerah kekeringan memanfaatkan air yang sebenarnya tak layak untuk aktivitas sehari-hari (Mandi, Cuci, Kakus) terlebih air minum. Namun, apa daya air begitu terbatas sehingga masyarakat terpaksa memanfaatkan sumber air seadanya.

Dengan begitu melihat banyak kasus, air terbuang sia-sia dirumah hanya karena penghuni rumah kurang memahami cara-cara sederhana pemanfaatan dan penghematan air bersih. Sesedikit apapun, air bersih sepatutnya tidak dibiarkan terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan secara lebih optimal. Secara umum, kita bisa berprinsip "kurangi air bersih dari keran, pikir dua kali sebelum membuang air yang sudah keluar dari keran".

Air menjadi salah satu barang mahal yang bisa di dapat dengan mudah di negara-negara maju, namun juga bisa menaruhnya jadi resiko karena penggunaanya yang boros. Tentu saja penulis juga menghimbau agar masyarakat bisa menggunakan air dengan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun